Ilustrasi membeli rumah (pexels.com/ Kindle Media)
Laporan Mercer menyebut, tingginya inflasi dan meningkatnya ketegangan ekonomi dan geopolitik telah mendorong kenaikan harga perumahan, utilitas, pajak daerah dan pendidikan.
"Biaya hidup yang tinggi dapat menyebabkan penerima tugas menyesuaikan gaya hidup mereka, mengurangi pengeluaran atau bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka," kata pemimpin mobilitas global Mercer, Yvonne Traber, dikutip dari CNBC International, Selasa (18/6/2024).
Selain Nassau, Bahama, kota-kota lain yang masuk dalam 10 besar melaporkan kenaikan biaya perumahan mulai 2023, dengan lonjakan harga sebesar 8 persen di Hong Kong dan Singapura, 7 persen di New York City, dan 6 persen di Zurich.
"Antara tahun 2023 dan 2024, terdapat banyak ketidakstabilan dalam biaya ini di seluruh dunia, dengan harga sewa perumahan yang bervariasi secara signifikan antar kota," tulis laporan tersebut.
Harga juga meningkat karena jumlah perumahan yang tersedia tidak bisa memenuhi permintaan.
Sementara menurut laporan Mercer, biaya tersebut dapat menjadi tantangan tersendiri di daerah dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi atau dengan ketersediaan lahan yang terbatas untuk pembangunan. Faktor-faktor lain, seperti biaya konstruksi dan harga tanah, juga dapat mempengaruhi keterjangkauan perumahan.
"Hal itu akan membuat karyawan memiliki pendapatan yang lebih sedikit untuk pengeluaran lainnya," tulis laporan Mercer.