Jakarta, IDN Times – Mayoritas orang beranggapan bahwa dolar Amerika Serikat (AS) adalah mata uang paling kuat dan berharga di dunia. Itu karena mata uang ini paling banyak diperdagangkan secara global.
Namun, di antara 180 mata uang konvensional yang diterima sebagai uang legal secara global, dolar AS ternyata bukan yang terkuat. Mata uang terkuat atau paling berharga di dunia adalah dinar Kuwait.
Adapun dinamika penawaran dan permintaan di pasar mempengaruhi harga suatu mata uang atau nilai tukar.
Peningkatan permintaan dibanding dengan penawaran suatu mata uang tertentu menyebabkan nilainya meningkat, sehingga menaikkan nilai tukar. Sebaliknya, nilai tukar yang lebih rendah diakibatkan nilai mata uang yang terdepresiasi seiring meningkatnya pasokan dan menurunnya permintaan.
Penawaran dan permintaan suatu mata uang dipengaruhi sejumlah variabel, seperti suku bunga, suasana pasar, perkembangan geopolitik, dan indikator ekonomi.
Investor secara umum tertarik pada kinerja ekonomi yang kuat, lingkungan politik yang stabil, dan suku bunga yang lebih tinggi. Hal tersebut akan meningkatkan permintaan terhadap suatu mata uang dan menaikkan nilai tukarnya.
Di sisi lain, permintaan bisa menurun dan nilai tukar bisa terkoreksi akibat kerusuhan politik, kemerosotan ekonomi, atau penurunan suku bunga.
Sementara itu, pemerintah dan bank sentral dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap nilai tukar melalui pilihan kebijakan moneter, seperti perubahan suku bunga dan intervensi di pasar mata uang asing.