Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi MacBook Pro baru (youtube.com/Apple)
ilustrasi MacBook Pro baru (youtube.com/Apple)

Jakarta, IDN Times - Membangun sebuah bisnis pasti selalu diwarnai kondisi naik turun. Banyak yang mengatakan bahwa kalau berbisnis harus selalu bersiap untuk merugi karena keuntungan tidak selalu di tangan.

Tapi ketika perusahaan sudah di ambang kebangkrutan, berbagai cara pun harus dilakukan demi menyalamatkannya. Sepanjang sejarah, ada sejumlah perusahaan ternama yang bangkrut dan tidak pernah kembali. Mereka antara lain adalah Enron, WorldCom, dan Lehman Brothers.

Tetapi tidak semua perusahaan bangkrut yang berujung demikian. Ada juga perusahaan yang berhasil bangkit kembali dari kebangkrutan. Bahkan kini, mereka dalam kondisi yang lebih baik daripada sebelum bangkrut. Siapa saja perusahaan itu?

1. Apple

Logo Apple. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Perusahaan yang dibesarkan Steve Jobs ini masuk dalam perusahaan yang sempat bangkrut dan kemudian bangkit. Meskipun tidak pernah benar-benar mengajukan kebangkrutan, Apple berada di ambang kebangkrutan pada tahun 1997.

Pada menit saat itu, saingan berat mereka, Microsoft justru masuk dengan menginvestasikan 150 juta dolar AS dan menyelamatkan Apple.
Orang-orang berspekulasi bahwa Microsoft hanya melakukan ini karena khawatir regulator akan menganggapnya sebagai monopoli tanpa persaingan dari Apple di pasar.

2. General Motors

Default Image IDN

Setelah krisis keuangan tahun 2008, General Motors (GM), yang pernah menjadi produsen mobil terbesar di dunia, mengajukan kebangkrutan dan akhirnya ditebus oleh pemerintah federal.

Pada Desember 2013, Departemen Keuangan AS sepenuhnya keluar dari investasinya di GM, dan memulihkan total 39,7 miliar dolar AS dari investasi awalnya sebesar 51 miliar miliar dolar AS.

Departemen Keuangan juga menginvestasikan 17,2 miliar dolar AS di bagian keuangan General Motors Company dan mampu menghasilkan laba 2 miliar dolar AS dari investasinya saat menjual sahamnya. Diperkirakan bahwa bailout General Motors Company menghasilkan pelestarian 1,2 juta pekerjaan serta hampir 35 miliar dolar AS pendapatan.

3. Ally Financial

Ilustrasi rugi (IDN Times/Arief Rahmat)

Ally Financial sebelumnya dikenal sebagai GMAC (General Motors Acceptance Corporation) adalah cabang pembiayaan mobil General Motors yang memberikan kredit kepada pembeli mobilnya.

Pada 1991, perusahaan dipaksa untuk menghapus 275 juta dolar AS dalam utang macet. Ini sebagai bagian dari kerugian 436 juta dolar AS yang diderita dari penipuan yang dilakukan oleh John McNamara, yang menjalankan skema Ponzi.

Namun Ally Financial kini muncul sebagai bisnis yang menguntungkan dengan kapitalisasi pasar 5,9 miliar dolar AS pada Mei 2020.

4. Chrysler

Chrysler PT Cruiser (youtube.com/furiousdriving)

General Motors bukan satu-satunya pembuat mobil yang bangkrut selama Resesi Hebat yang pernah terjadi di AS. Pabrikan mobil Amerika Chrysler mengajukan kebangkrutan pada April 2009, sekitar satu bulan sebelum GM.

Departemen Keuangan AS menginvestasikan sekitar 12,5 miliar dolar di Chrysler untuk membantu mereka menavigasi masalah ini. Hal itu mengakibatkan departemen kehilangan sekitar 1,3 miliar dolar AS ketika menjual sahamnya.

5. Marvel Entertaiment

Avengers: Infinity War (dok. Marvel Studios)

Dengan film blockbuster seperti Spiderman, The Avengers, dan Guardians of the Galaxy, Marvel pernah mengajukan kebangkrutan pada tahun 1996 yang mengakibatkan 275 karyawan diberhentikan. Tapi ini sebelum mereka masuk ke bisnis pembuatan film dan masih berfokus pada buku komik. Marvel pun dikeluarkan dari New York Stock Exchange.

Akhirnya pada tahun 1998, ToyBiz dan Marvel bergabung ke dalam Marvel Enterprises untuk membawanya keluar dari kebangkrutan dan dibeli oleh Walt Disney Co pada 2009 seharga 4 miliar dolar AS.

6. Six Flags

themeparktourist.com

Operator taman hiburan dan perusahaan hiburan Six Flags (SIX) memiliki 26 taman hiburan dan taman air di seluruh Amerika Utara, rumah bagi beberapa roller coaster terbesar dan tercepat di dunia. Namun, pada tahun 2009, perusahaan tersebut menyatakan bangkrut setelah mengumpulkan lebih dari 2,7 miliar dolar AS dalam utang yang tidak dapat membayar kembali.

Six Flags direorganisasi dan bangkit kembali dari kebangkrutan pada 2010 dan mencatatkan kembali sahamnya di bursa saham.

7. Texaco

Ilustrasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Texaco yang sekarang bagian dari Chevron pernah mendominasi industri minyak. Kejatuhan Texaco bukan karena bisnis yang gagal, tetapi karena tuntutan hukum.

Mereka menandatangani kontrak untuk membeli Getty Oil, yang juga telah menandatangani kesepakatan serupa dengan Pennzoil. Akibatnya, Texaco harus mengajukan kebangkrutan dan merupakan kebangkrutan terbesar selama 14 tahun berikutnya.

Namun demikian, Texaco berkembang pesat dan pada 2000 diakuisisi oleh Chevron Corporation salah satu perusahaan penyulingan minyak terbesar di dunia. Kombinasi tersebut menjadikan Chevron Corporation sebagai perusahaan minyak terbesar kedua di AS dan dan perusahaan publik terbesar keempat di dunia.

8. Sbarro

instagram.com/sbarroofficial

Jaringan pizza Amerika ini memiliki 600 lokasi di 33 negara di seluruh dunia, dan mengajukan kebangkrutan, dua kali, sekali pada 2011 dan sekali pada 2014.

Namun, perusahaan berhasil keluar dari kedua kebangkrutan dengan bantuan kolaborasi perusahaan ekuitas swasta. Bantuan itu untuk mengubah citra perusahaan ke gaya yang lebih cepat-kasual, daripada konsep kios atau konter makanan sebelumnya.

9. Hostess Brands Inc

Ilustrasi pertumbuhan PAD (IDN Times/Arief Rahmat)

Hostess Brands terkenal dengan berbagai produk seperti Twinkies, dan CupCakes, selain Voortman Cookies. Namun, pada 2012, mereka harus mengajukan kebangkrutan dan menjual asetnya ke New HB Acquisition. Ini adalah perusahaan yang dibuat oleh Apollo Manajemen Global dan C Dean Metropoulos dan Company, khusus untuk mengakuisisi.

Kesepakatan itu menghasilkan dua perusahaan. Akuisisi New HB menjadi Hostess Brands Inc yang go public pada 2016. Namun, ada juga Old HB, Inc. yang merupakan perusahaan yang sekarang tidak berfungsi menyimpan aset dan merek karena tidak termasuk dalam kesepakatan dengan Apollo dan Metropoulos. Merka pun menjualnya secara terpisah kepada penawar lain.

10. Converse

pexels.com/Pixabay

Perusahaan sepatu Amerika adalah salah satu merek terbesar di industri selama sebagian besar abad ke-20 dan bahkan menjadi subyek gugatan antimonopoli. Namun, sebagai pesaing baru seperti Nike Inc, Adidas dan Puma mulai menantang dominasi Converse.

Pada 2001, perusahaan mengajukan kebangkrutan. Converse kemudian dibeli oleh Nike Inc pada 2003 hanya dengan 309 juta dolar AS. Converse terus beroperasi hingga hari ini, meskipun sebagai anak perusahaan Nike Inc.

11. Delta Air Lines

npr.org

Delta Air Lines saat ini mengoperasikan lebih dari 5.400 penerbangan setiap hari, melayani tujuan di setidaknya 52 negara. Itu menjadikan mereka salah satu maskapai penerbangan terbesar di dunia.

Namun, pada 2005, Delta Air Lines, Inc. harus mengajukan kebangkrutan karena kenaikan besar dalam biaya bahan bakar. Perusahaan kemudian berhasil keluar dari kebangkrutan pada 2007. Mereka bahkan harus melawan upaya pengambilalihan yang tidak bersahabat oleh American Airways dalam perjalanan untuk melakukannya.

12. American Airlines Group

pixabay.com/ArtisticOperations

Maskapai ini harus menangani lebih dari 200 juta penumpang setiap tahun dan lebih dari setengah juta setiap hari. Namun perusahaan induknya, AMR Corporation, mengajukan kebangkrutan pada 2011, setelah penurunan parah di industri penerbangan.

American Airlines kemudian bergabung dengan US Airways pada 2013 dan mempertahankan namanya. Sejak itu, mereka meraih kesuksesan yang signifikan. Sayangnya, perusahaan saat ini berada di tengah krisis lain karena tingkat perjalanan telah menurun secara signifikan selama setahun terakhir karena pandemik.

Editorial Team