Ilustrasi bendera China (unsplash.com/@facter)
Selama hampir tiga tahun, pemerintah China telah membatasi penyebaran COVID-19 menggunakan karantina terpusat, pengujian massal, dan pelacakan kontak yang ketat. Sekarang, setelah protes di seluruh negeri terhadap pembatasan ketat, tiba-tiba pemerintah China membatalkan langkah-langkah ini.
Pembukaan kembali ekonomi terbesar kedua di dunia yang akan segera terjadi dapat memacu pertumbuhan, tetapi juga membawa risiko.
"Keadaan China yang tertekan saat ini menunjukkan bahwa potensi untuk terangkat sangat besar," kata Kepala Penelitian Ekonomi dan Kebijakan di JPMorgan Chase, Bruce Kasman pada awal bulan ini.
"Namun, pengalaman baru-baru ini juga menunjukkan bahwa kemunduran yang signifikan biasanya terjadi ketika pembukaan terlalu dini dan sistem perawatan kesehatan kewalahan," sambungnya.
Gelombang infeksi virus Corona saat ini sedang melanda China. Tetapi sejauh ini, Beijing terus maju dengan rencana untuk melonggarkan aturannya. Baru-baru ini Beijing mengumumkan akan membatalkan persyaratan karantina untuk kedatangan internasional mulai awal Januari, sebagai langkah besar untuk membuka kembali perbatasannya.
Sementara itu, negara-negara lain, menerapkan pembatasan pada pelancong dari China, karena khawatir akan perkembangan varian baru.