Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja mengungkapkan, sebanyak 200 ton ikan di Danau Toba mati di tahun ini. Kematian massal ikan ini terjadi karena pengusaha Keramba Jaring Apung (KJA) yang tidak taat.
“Tahun 2018 kematian ikan sekitar 150-200 ton. Itu menjadi masalah buat kami karena budidaya target panen bukan mati. Tapi untuk skala nasional belum (bermasalah). Produksi budidaya kita 9 juta ton, tapi bagi perorangan sudah permasalahan karena investasi dia,” kata Sjarief saat konferensi pers di Gedung KKP, Jakarta Pusat, Rabu (13/9).
Kematian ikan massal 200 ton ditaksir memiliki kerugian sedikitnya Rp2,7 miliar dengan asumsi harga ikan Rp15.000 per kilogram.
Ternyata ada tiga penyebab mengapa ikan-ikan di danau terbesar di Asia Tenggara itu mati.