ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)
Angga menyebutkan, ada sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan minggu lalu, yakni inflasi PCE AS, HSBC yang menurunkan peringkat saham Indonesia, potensi perpanjangan restrukturisasi kredit COVID-19, dan window dressing akhir kuartal-II 2024.
Angga merinci, inflasi PCE AS masih sesuai prediksi turun ke 2,6 persen karena penurunan harga barang dan energi.
"Jika inflasi semakin mendekati target 2 persen The Fed maka suku bunga bisa diturunkan sesuai timeline yaitu Desember. Hal ini baik untuk pasar saham secara general," kata Angga dalam keterangan resminya, Senin (1/7/2024).
Terkait sentimen HSBC yang menurunkan peringkat saham Indonesia menyusul Morgan Stanley, HSBC Holding Plc menurunkan rating saham Indonesia dari overweight menjadi neutral buntut risiko tekanan earning karena tingginya suku bunga dań lemahnya rupiah serta ketidakpastian kebijakan pemerintah karena potensi pergantian kabinet yang akan berlangsung dalam jangka pendek ini.
"Hal ini tentunya berdampak negatif terhadap potensi arus modal asing yang bisa masuk ke pasar modal Indonesia," ujar Angga.
Selanjutnya, ada sentimen cukup menarik yang masih akan memengaruhi market dalam beberapa minggu ke depan, yakni sentimen potensi perpanjangan restrukturisasi kredit COVID-19.
Untuk diketahui, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengusulkan kebijakan restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 yang seharusnya selesai pada Maret 2024 diperpanjang hingga 2025.
OJK mengatakan, sebelum pengambilan keputusan pencabutan program restrukturisasi Maret kemarin telah melakukan serangkaian penghitungan dari segi kecukupan modal hingga Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
Pihaknya juga mengawal dan memperhatikan agar kebijakan ini tidak mengganggu likuiditas dan kapasitas pertumbuhan kredit.
"Jika jadi diterapkan perpanjangannya, ini bisa menjadi katalis positif untuk sektor perbankan," kata Angga.
Sentimen terakhir yakni window dressing akhir kuartal-II. Angga menjelaskan, IHSG bergerak naik hampir 2 persen pada perdagangan hari Jumat seiring momentum tutup kuartal kedua dan semester-I 2024.
"Inflow asing mencapai Rp2,1 triliun pada Jumat lalu. Konsistensi masuknya asing harus dilihat di minggu ini untuk meyakinkan pelaku pasar, apakah investor asing sudah mulai masuk kembali seiring meredanya inflasi AS dan potensi pemotongan suku bunga," ujar Angga.