3 Sektor Ini Bisa Terpukul akibat Tapering Off The Fed

Jakarta, IDN Times - Isu tapering off yang bakal dilakukan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed diwaspadai betul oleh pemerintah Indonesia. Bayang-bayang taper tantrum yang terjadi pada 2013 di Indonesia pun muncul seiring dengan semakin dekatnya rencana tapering off The Fed.
Namun, Ekonom UOB, Enrico Tanuwidjaja melihat bahwa dampak tapering off The Fed yang akan dilakukan pada akhir tahun ini tidak akan terlalu besar terhadap perekonomian Indonesia. Dia meyakini bahwa taper tantrum tak akan terulang kembali di Indonesia.
"Kita sudah lihat bahwa di September ini adanya sedikit percepatan dalam agenda kenaikan suku bunga dan tapering. Jadi, menurut perkiraan kami tapering mulai tahun ini, tetapi dampaknya, kami setuju dengan sebagian besar analis bahwa pada saat ini kemungkinan jauh lebih manageable," tutur Enrico, dalam Taklimat Media bersama Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu), Jumat (1/10/2021).
1. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan 2013
Satu hal yang membuat Enrico optimistis bahwa taper tantrum tak akan berulang seperti delapan tahun silam adalah stabilnya kondisi perekonomian Indonesia. Kendati masih dihajar pandemik COVID-19, perekonomian Indonesia relatif stabil dan jauh lebih baik dibandingkan 2013 lalu.
"Kenapa kita merasa kali ini much better? Yang pertama, posisi current account atau sektor eksternal kita tidak setinggi dulu, yaitu dalam hal CAD atau defisit transaksi berjalan kita jauh lebih rendah," kata Enrico.
Kedua, sambung Enrico, keseimbangan fiskal Indonesia saat ini sangat prudent. Selain itu, benar-benar masih dalam jalur yang tepat untuk mencapai primary balance. Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia pun cukup signifikan, yakni di angka 145 miliar dolar AS.
"Kemudian, angka real interest rate kita masih postif. Ini berarti sangat menarik investor portofolio buat stay invested di Indonesian asset," ucap Enrico.