Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membawa barang belanja (pixabay.com/fbhk)

Tren atau kampanye No Buy Challenge tengah ramai digaungkan sejak penghujung 2024 dan tampaknya akan menjadi resolusi untuk menjalani hidup lebih hemat di tahun 2025. 

No Buy Challenge adalah tantangan yang mengajak seseorang untuk tidak atau mengurangi belanja barang maupun jasa non-esensial (tidak penting). Kampanye ini secara implisit mengajarkan kita untuk lebih bijak dalam berkonsumsi dan belajar arti cukup.

Di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit, ketidakpastian finansial, dan kebijakan baru dari pemerintah, mengikuti tren No Buy tampaknya bisa jadi solusi praktis untuk bertahan hidup. Lebih dari itu, kampanye ini juga menjadi momentum untuk memulai hidup lebih berkesadaran dan bernilai. Ini beberapa alasan kenapa kampanye No Buy layak diterapkan, bahkan sampai sepanjang hayat.

1. Ajang belajar untuk tidak mudah tergoda oleh iklan

ilustrasi menolak (pixabay.com/Gisela Merkuur)

Kita hidup di mana iklan sudah semakin kreatif dan pintar memengaruhi kita dalam melakukan suatu tindakan sesuai kemauan si pembuat iklan. Hal ini terbilang wajar karena pembuat iklan mempertimbangkan banyak sekali aspek untuk bisa memengaruhi cara kita berpikir dan membuat keputusan.

Sebagai insan berakal, kamu juga perlu hati-hati dan jangan menelan informasi dalam iklan begitu saja. Kritisi apa yang disampaikan di iklan dan kelola hasrat ingin memiliki produk yang diiklankan jika sedang tidak membutuhkan.

Memang tak mudah menahan diri untuk tidak tergiur dengan iklan produk. Tapi, dengan menahannya, kamu jadi bisa lebih berhemat dan menggunakan uang hanya untuk keperluan yang lebih esensial. Lagi pula, asal beli barang karena tergoda iklan biasanya akan berujung kecewa karena bisa saja barang yang datang tidak sebagus klaim di iklan. Hal ini bisa terjadi karena pembeli tidak sempat meluangkan waktu untuk riset produk lebih dalam dan mencari tahu kebenaran isi iklan.

2. Terhindar dari stres kebanyakan barang

Editorial Team

EditorHanny A

Tonton lebih seru di