ilustrasi panas bumi (Unsplash.com/Tommy Kwak)
Ahmad Yuniarto dalam forum tersebut juga mengemukakan bahwa pemanfaatan geothermal untuk hidrogen hijau merupakan peluang yang sangat menarik di masa depan. Di banyak negara, PLTP dipakai sebagai sumber listrik untuk memproduksi hidrogen melalui proses elektrolisis. Hidrogen ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Dua di antaranya adalah untuk sektor transportasi dan petrokimia.
“Hidrogen hijau akan menjadi game changer untuk mencapai dekarbonisasi,” katanya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa jalan untuk menuju ke sana masih panjang. Ini karena Indonesia masih di tahap awal, masih belajar bagaimana memanfaatkan hidrogen hijau untuk skala komersial.
Berbeda dengan sektor kelistrikan di mana PLN sudah siap membeli uap panas dari pengembang geothermal, ia menyebut di industri hidrogen pengembang harus membangun keseluruhan rantai nilai (value chains) untuk sampai ke konsumen akhir.
Karena itu, kata Ahmad, PGE akan mengajak semua pihak di Indonesia untuk bersama-sama mengembangkan hidrogen. Ia juga menegaskan ada banyak keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan hidrogen. Selain mengurangi biaya energi dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan energi fosil, terutama ketika harga minyak mentah naik tinggi seperti saat ini, pemanfaatan hidrogen juga bisa mengurangi emisi karbon.
“Hidrogen sangat indah untuk dekarbonisasi,” kata Ahmad.