Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Logo Bank Indonesia
Logo Bank Indonesia

Intinya sih...

  • BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak lima kali sejak September 2024, dengan total penurunan sebesar 125 basis poin. Kini, suku bunga acuan berada di level 5 persen, yang merupakan posisi terendah sejak 2022.

  • BI sudah melakukan pembelian SBN senilai Rp186 triliun. Rinciannya, Rp137,80 triliun dibeli di pasar sekunder dan Rp48,26 triliun di pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk surat berharga syariah.

  • BI melakukan percepatan digitalisasi sistem pembayaran melalui pengembangan QRIS lintas negara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya dalam mendukung penuh program-program Presiden Prabowo Subianto yang terangkum dalam Asta Cita. Dukungan tersebut diwujudkan melalui sinergi erat bersama pemerintah, khususnya dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan nasional.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan bahwa hingga saat ini terdapat lima langkah strategis yang telah dan akan terus dilakukan oleh BI untuk mendukung visi pembangunan nasional. Salah satu langkah utama adalah penurunan suku bunga acuan atau BI Rate.

BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak lima kali sejak September 2024, dengan total penurunan sebesar 125 basis poin. Kini, suku bunga acuan berada di level 5 persen, yang merupakan posisi terendah sejak 2022.

“Kami terus mencermati ruang penurunan BI Rate untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Di saat yang sama, kami juga berkoordinasi dengan pemerintah untuk menurunkan yield Surat Berharga Negara (SBN), yang saat ini untuk tenor 10 tahun telah turun menjadi 6,4 persen,” ungkap Perry dalam keterangan tertulis, Kamis (21/8/2025).

1. Stabilitas nilai tukar dan intervensi pasar

Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG edisi Novemer. (IDN Times/Triyan).

Dalam menghadapi gejolak ekonomi global, BI juga terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar offshore Non-Delivery Forward (NDF), domestik NDF, serta pasar spot. “Hasilnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat signifikan dari Rp17.300 pada 2 April 2025 menjadi Rp16.250,” sambung Perry.

Namun, berdasarkan data Bloomberg pada penutupan perdagangan Kamis (21/8/2025), rupiah tercatat melemah tipis ke level Rp16.288 per dolar AS, turun 16,50 poin atau setara 0,10 persen dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.271,50.

2. BI sudah beli SBN Rp186 triliun

Ilustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Langkah strategis ketiga yang dilakukan BI adalah pembelian SBN senilai Rp186 triliun. Rinciannya, Rp137,80 triliun dibeli di pasar sekunder dan Rp48,26 triliun di pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk surat berharga syariah. Angka ini belum termasuk pembelian untuk program debt switching. Seluruh langkah ini dilakukan melalui koordinasi erat dengan Kementerian Keuangan.

Ke depan, kata Perry, BI akan terus mengoptimalkan strategi operasi moneter yang pro-market untuk meningkatkan likuiditas dan efektivitas transmisi kebijakan moneter, sekaligus menjaga sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.

"Langkah keempat, BI telah menyalurkan insentif likuiditas kepada perbankan sebesar Rp384 triliun guna mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas yang mendukung Asta Cita," ujarnya.

3. Perluas kerja sama QRIS ke China dan Arab

Ilustrasi QRIS (bi.go.id)

Langkah kelima adalah percepatan digitalisasi sistem pembayaran melalui pengembangan QRIS lintas negara. Setelah sukses diterapkan di Malaysia, Singapura, dan Thailand, saat ini QRIS tengah dalam tahap implementasi di Jepang. Ke depannya, BI juga akan memperluas kerja sama QRIS ke China dan Arab Saudi dengan pendekatan transaksi mata uang lokal (local currency transaction).

Hingga kini, nilai transaksi local currency antara Indonesia dan Jepang telah mencapai ekuivalen 4–5 miliar dolar AS, sementara dengan Tiongkok mencapai 6–7 miliar dolar AS.

“Ini adalah bagian dari upaya nyata kami sebagai bagian dari NKRI untuk terus mendukung Asta Cita Presiden. Kami juga terus berkoordinasi erat dengan Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, serta para menteri terkait lainnya,” ungkap Gubernur BI.

Editorial Team