Jakarta, IDN Times - Sejak Maret 2022 lalu, berbagai kalangan masyarakat Sri Lanka menggelar protes dan demonstrasi besar-besaran. Mereka menuntut Presiden Gotabaya Rajapaksa turun dari kursi kekuasaan.
Financial Times melaporkan bahwa kondisi negara yang terus kisruh membuat lebih dari 40 orang pejabat negara mengundurkan diri dari jabatan mereka, termasuk Menteri Keuangan Ali Sabry yang baru menduduki jabatan selama satu hari, juga Gubernur Bank Sentral Ajith Nivard Cabraal.
Salah satu penyebab masyarakat Sri Lanka turun ke jalan adalah keadaan ekonomi negara yang terus memburuk selama beberapa periode belakangan, tulis CNN. Harga bahan makanan terus meningkat, dan kini banyak anggota masyarakat harus mengantri jatah bahan makanan selama berjam-jam.
Banyak orang kesulitan mendapatkan minyak untuk memasak, dan lebih banyak lagi orang yang tidak mendapatkan bahan bakar meskipun pekerjaan mereka bergantung pada operasional kendaraan bermotor. Mati listrik juga semakin sering terjadi.
Krisis ekonomi ini merupakan imbas dari berbagai peristiwa yang telah menimpa Sri Lanka sebelumnya. Adanya beberapa kebijakan yang meleset dari eskpektasi juga semakin memperparah keadaan. Apa saja itu?