Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penipuan (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Kejahatan siber atau cybercrime masih jadi momok serius bagi masyarakat Indonesia. Angka kejahatan siber pun terus meningkat setidaknya dalam kurun waktu lima tahun terakhir sejak 2017 hingga 2022.

Data Kemenkominfo pada rentang waktu tersebut menunjukkan, ada sebanyak 486 ribu laporan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik. Dari jumlah tersebut, jenis fraud yang mendominasi adalah penipuan transaksi daring dengan jumlah kurang lebih 405.000 laporan.

Oleh karena itu, pengetahuan tentang berbagai bentuk penipuan menjadi sangat penting untuk mencegah kamu menjadi korban selanjutnya. Ada beberapa jenis penipuan siber yang perlu kamu kenali, misalnya malware yang mampu menyusup atau merusak sistem perangkat lunak, phishing dengan penyerang menyamar sebagai individu atau organisasi yang kredibel untuk mendapatkan data seseorang, voice phishing atau vhishing yang dilakukan melalui telepon, hingga smishing yang memanfaatkan pesan elektronik/SMS.

Lalu, bagaimana caranya agar kamu bisa menghindari berbagai macam penipuan ini? DBS Indonesia pun mengeluarkan sejumlah cara untuk mengidentifikasi serta mengatasi risiko-risiko penipuan tersebut. Berikut ulasannya:

1. Hindari klik kiriman file dengan tautan .APK

ilustrasi penipuan (pexels.com/Ivan Samkov)

Pernahkah kamu menerima dokumen undangan pernikahan atau foto kurir paket pengiriman dengan format file “.APK” dalam aplikasi chat? Kata .APK dalam file tersebut bisa jadi merupakan tanda bahaya alias kedok dari penipuan siber, terutama jika dikirimkan oleh pengirim yang tidak dikenal atau mencurigakan.

Setelah kamu mengklik tautan atau menginstal file .APK yang mengandung malware tersebut, penipu akan mendapatkan akses ke ponselmu dan sejurus kemudian langsung mencuri data pribadi kamu.

Dalam kasus terburuk, mereka bisa memperoleh akses ke akun rekening bankmu. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu berhati-hati dan waspada saat menerima pesan atau tautan yang mencurigakan.

Jika kamu sudah terlanjur mengklik atau mengunduh file tersebut, jangan panik. Kamu bisa langsung mematikan koneksi mobile data dan WiFi di ponselmu untuk meminimalisasi risiko.

Kemudian hubungi service centre resmi perangkatmu serta ganti kata sandi perbankan dari perangkat yang berbeda. Namun, hal terbaik adalah selalu waspada dan hindari klik tautan atau mengunduh file yang mencurigakan sejak awal.

2. Hati-hati dalam memberikan informasi di media sosial

Ilustrasi Instagram (IDN Times/Aditya Pratama)

Di era seperti saat ini siapa sih yang gak membagikan keseharian mereka di media sosial? Nah, buat kamu yang aktif di media sosial, penting untuk lebih bijak dan hati-hati dalam membagikan informasi di akunmu.

Jangan sekali-kali memberikan informasi atau data pribadi seperti KTP, SIM, paspor, tanggal lahir, hingga alamat rumah dan nomor telepon di forum publik mana pun.

Selain itu, kamu juga perlu berhati-hati dengan hadiah, giveaway, hingga kontes yang marak dilakukan. Meskipun banyak kontes yang sah, tetapi beberapa merupakan penipuan terselubung yang akan menggunakan data pribadimu untuk hal-hal tidak diinginkan.

3. Ganti kata sandi secara berkala

ilustrasi password (freepik.com/stories)

Kamu sudah melakukan langkah sederhana, tetapi penting dalam pencegahan kejahatan siber dengan mengganti kata sandi secara teratur. Dengan melakukan hal tersebut, kamu dapat memastikan bahwa data pribadi dan informasi yang disimpan dalam akunmu tetap aman.

Selanjutnya, sangat penting untuk memastikan bahwa setiap akunmu memiliki kata sandi yang berbeda. Hal tersebut akan memberi lapisan keamanan tambahan dan membuat lebih sulit bagi peretas atau penipu untuk menebak kata sandimu.

Untuk membuat kata sandi yang kuat, gunakan kombinasi angka, simbol, huruf kapital dan kecil. Selain itu, jangan menggunakan informasi pribadi seperti nama, ulang tahun, username, atau alamat email yang mudah diakses publik. Dengan kata sandi yang kuat dan unik, kamu dapat meningkatkan keamanan akunmu.

4. Waspada saat scan QRIS di tempat umum

Penggunaan QRIS (Youtube BI)

Saat ini transaksi jual beli semakin mudah dengan adanya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Kamu cukup memindai kode QRIS dan memasukkan kata sandi.

Kendati begitu, kemudahan ini tetap memiliki risiko penipuan lho! Modus operandinya termasuk pemasangan QRIS palsu di lokasi seperti swalayan dan restoran yang tentunya bukan milik merchant tersebut.

Demi terhindar dari penipuan melalui QRIS, kamu bisa memperhatikan QRIS di lokasi transaksi. Jika tampak mencurigakan, jangan pindai. Kemudian perhatikan nama merchant yang ditampilkan saat memindai kode, pastikan kode QRIS nama merchant sudah sesuai.

Jangan melakukan pembayaran kode QRIS yang mencantumkan tautan URL yang dipersingkat, misalnya www.asp1.qris.id. Terakhir, cermati dan perhatikan fisik poster kode QRIS tempat kamu bertransaksi, pastikan tidak ada stiker tambahan yang ditempel pada kode QRIS ya!

5. Aktifkan two factor authentication (2FA)

cnet.com

Salah satu langkah penting dalam melindungi akunmu adalah dengan mengaktifkan two factor authentication atau autentikasi dua faktor yang melibatkan dua tahap verifikasi sebelum kamu dapat mengakses akun.

Verifikasi dapat menggunakan kombinasi 2 faktor yang merupakan gabungan dari sesuatu yang kamu ketahui (seperti kata sandi atau Personal Identification Number/PIN), sesuatu yang kamu miliki (contohnya kode one-time password/OTP yang dikirimkan ke nomormu), dan sesuatu yang merupakan bagian dirimu (misalnya sidik jari atau retina).

Namun, ada satu hal yang perlu diingat, yakni jangan pernah berikan kata sandi, PIN, atau kode OTP kepada siapa pun, bahkan kepada seseorang yang mengaku sebagai petugas layanan pelanggan.

6. Blokir nomor yang tidak dikenal!

ilustrasi blokir kontak (pexels.com/Blue Bird)

Pernahkah kamu menerima panggilan dari nomor asing? Jika ya, kamu harus melakukan pemeriksaan ulang. Kadang-kadang, penipu mencoba menguhubungi kamu melalui telepon untuk menggali informasi pribadi dengan menunjukkan bahwa mereka mengenal kamu secara pribadi.

Jika kamu menerima panggilan dari nomor yang tampak mencurigakan, hindari menjawab atau memberikan informasi pribadi.

Setelah itu, kamu dapat memblokir nomor tersebut untuk menghindari panggilan yang tidak kamu mau di masa mendatang. Tindakan ini dapat membantu kamu menghindari berbagai jenis penipuan.

Editorial Team