Ilustrasi bekerja di rumah (IDN Times/Arief Rahmat)
Adapun langkah pertama yang disebut Jokowi dapat membantu dalam menghadapi gejolak ekonomi global yakni dengan bekerja fokus untuk peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Jokowi menjelaskan bahwa hal itu berarti belanja barang modal dan jasa harus diarahkan kepada pembelian produk-produk dalam negeri.
“Saya ingatkan lagi potensi belanja barang dan modal, dan jasa di pusat ini ada Rp526 triliun, di daerah Rp535 triliun. Artinya total sudah Rp1.062 triliun plus BUMN Rp420 triliun. Ini angka yang besar sekali. Jangan sampai, sekali lagi, angka yang sangat besar sekali ini dibelanjakan untuk barang-barang impor sehingga produksi dalam negeri tidak berkembang,” katanya.
Selain mengarahkan pembelian ke produk dalam negeri, Jokowi juga meminta semua pihak untuk secara bersamaan mempersiapkan kapasitas produksi nasional dengan membuat kebijakan yang berpihak bagi industri substitusi impor yang memproduksi kebutuhan dalam negeri.
“Misalnya jagung masih impor, tanam jagung. Nanam jagung dimanapun juga tumbuh. Kenapa masih impor? Kedelai, kita juga masih impor padahal banyak daerah yang sesuai untuk penanaman kedelai. Lakukan ini. Kemudian beri pendampingan UMKM sehingga bisa naik kelas untuk memenuhi standar-standar global. Standar-standar internasional,” tegasnya.