ilustrasi The Fed (vecteezy.com/sasirin pamai)
Berbicara tentang potensi market pekan ini, Imam mengatakan, ada banyak data yang akan rilis, baik dari domestik maupun global yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG.
Dari global, pasar akan menanti data suku bunga The Fed atau FFR yang akan rilis pada 31 Juli 2025 waktu Indonesia. Konsensus memproyeksi suku bunga The Fed akan tetap di rentang 4,25 persen - 4,50 persen dengan probability 95,9 persen. Sebelumnya, probability sempat berada di angka 79 persenan di akhir Juni lalu, namun karena data-data tenaga kerja AS yang solid membuat probability suku bunga ditahan meningkat.
AS juga akan merilis data PCE Juli dengan Core PCE (angka yang paling dipantau) menurut konsensus diproyeksikan akan berada di angka 0,3 persen atau naik dari 0,2 persen pada bulan Juni 2025. Proyeksi kenaikan ini tentu tidak terlepas dari data tenaga kerja AS yang solid pada Juni ini, seperti tingkat pengangguran yang turun ke 4,1 persen dibandingkan Mei 4,2 persen, Initial Jobless Claim yang konsisten turun dari awal Juni, Job Openings yang naik Mei, serta Non Farm Payrolls (jumlah tenaga kerja baru yang tercipta di luar sektor pertanian) yang naik ke 147 ribu.
Meski begitu, konsensus masih memproyeksikan manufaktur AS yang dicerminkan oleh data ISM Manufacturing PMI masih berada di level kontraksi tepatnya 49,6.
Selain itu, di pekan ini negara lainnya seperti China dan Indonesia juga akan merilis data PMI-nya. China melalui data Caixin Manufacturing PMI memproyeksikan manufaktur China masih akan berada di level ekspansifnya tepatnya di angka 50,3. Sementara Indonesia kemungkinan masih akan berada di level kontraksinya. Indonesia juga akan merilis data inflasi untuk bulan Juli 2025, yang mana inflasi Juli diproyeksikan akan naik 2,1 persen (menurut TEForecast).
"Jika melihat secara teknikal analisis, ada potensi IHSG akan bergerak bullish karena konsisten bergerak di atas MA5, tetapi terbatas dengan rentang support di 7.400 dan resistance 7.700. Hal ini ditengarai oleh adanya kemungkinan pembelian yang telah jenuh,” ujar Imam.
"Saat ini IHSG telah menyentuh external ratio fino 1,618 yang menggambarkan bahwa kenaikan yang selama ini terjadi sudah cukup tinggi. Di pekan ini juga akan rilis laporan keuangan big banks lainnya setelah BNI yang telah rilis, jadi pasar akan cenderung wait and see,” sambung dia.