Pesawat Air QZ-246 rute Denpasar-Phuket melakukan penerbangan pertama dari Bandara Ngurah Rai, Bali, Sabtu (10/8/2024). (IDN Times/Deti Mega Purnamasari)
Untuk mendorong sektor pariwisata, bandara tidak hanya mengumpulkan uang, tetapi juga turut dalam membantu pengembangan industri penerbangan. Karena itu, AirAsia berencana untuk membangun hanggar besar di Indonesia dan menciptakan zona perdagangan bebas untuk mendukung industri perawatan dan manufaktur pesawat.
Ada peluang besar di sektor layanan penerbangan, termasuk kargo dan pemeliharaan pesawat (MRO). Pihaknya juga akan berupaya melobi pemerintah untuk mencari solusi dalam menurunkan harga tiket pesawat.
"Biaya operasional yang tinggi, terutama terkait bahan bakar dan pajak impor suku cadang pesawat, kami telah melobi pemerintah selama bertahun-tahun untuk menurunkan biaya ini agar maskapai penerbangan dapat menurunkan harga tiket dan kami ingin membuat penerbangan di Indonesia lebih terjangkau," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dirilis pada 9 Mei 2024, pendapatan perusahaan meningkat 75,24 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp6,62 triliun. Denpasar menjadi sumber pendapatan utama senilai Rp2,63 triliun, diikuti oleh Jakarta senilai Rp2,58 triliun, Surabaya dan Medan masing-masing mencatat Rp784 miliar dan Rp624 miliar.