Jakarta, IDN Times - Apabila ingin tetap bertahan dalam kompetisi bisnis maka siapapun harus siap untuk melakukan perubahan dan kalau perlu bekerja sama dengan kompetitor Anda. Rupanya, itu hikmah yang didapat oleh CEO AirAsia Group, Tony Fernandes menyikapi makin maraknya platform online travel agent (OTA).
Maka, tak mau kalah dalam persaingan, maskapai asal Malaysia itu ikut membuat platform sendiri di situs airasia.com. Melalui situs tersebut, AirAsia harus menelan ego nya dan ikut menjual tiket dari maskapai lain. Namun, pemilik maskapai low cost carrier itu turut menyadari tak banyak calon konsumen yang membeli tiket AirAsia melalui situs resmi mereka.
Untuk itu mereka juga menggandeng perusahaan teknologi perjalanan terkemuka asal Ceko, kiwi.com. Berdasarkan keterangan resmi dari AirAsia, kiwi.com setiap bulannya melayani lebih dari 50 juta pengguna yang memesan penerbangan, hotel, aktivitas dan berbagai penawaran lain.
"Saya melihat ada beragam cara untuk berkompetisi. Apabila salah satunya dengan saling bekerja sama, mengapa tidak? Kami menyadari langkah seperti ini masih jarang dilakukan. Alasan kedua mengapa kami menggandeng kiwi.com, karena saya yakin orang-orang di ruangan ini tidak langsung membeli tiket dengan mengakses airasia.com. Kalian pasti survei dulu dengan google dan mendapatkan harta tiket terbaik. Jadi, kalau itu mengharuskan kami untuk bekerja sama, mengapa tidak?" kata Tony menjawab pertanyaan IDN Times di kantor pusat AirAsia di Kuala Lumpur, Red Q pada (15/11) lalu.
IDN Times merupakan satu dari dua media asal Indonesia yang ikut diundang AirAsia ke kantor pusat mereka pada pertengahan November lalu. Untuk merayakan kerjasama antara airasia.com dengan kiwi.com, maka AirAsia membuat promo fantastis yakni tiket pulang pergi Jakarta-Madrid (Spanyol) hanya Rp333 ribu.
Apabila tiket itu habis dibeli, maka ada tiket lainnya yang dijual seharga Rp1,7 juta. Namun, kedua jenis tiket itu ludes terjual hanya dalam waktu kurang dari 20 menit saat dibuka pada (16/11) lalu.
Masuknya AirAsia ke dalam pasar OTA sesungguhnya bukan hal yang mengejutkan. Apalagi ia sempat dikucilkan dan terlempar dari dua OTA besar di Tanah Air. Tiket AirAsia sulit di cari OTA Traveloka dan tiket.com.
Lalu, mengapa AirAsia pada akhirnya mengembangkan platform OTA? Berapa banyak target konsumen yang diraih melalui OTA ini?