Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
iustrasi maskapai AirAsia (newsroom.airasia.com)

Jakarta, IDN Times - AirAsia Group akan digabungkan alias merger dengan AirAsia X. Nantinya, AirAsia dan AirAsia X akan berdiri dengan nama AirAsia Aviation Group.

CEO Capital A, Tony Fernandes mengatakan, proposal merger tersebut sudah diterima dan disetujui oleh jajaran direksi Capital A pagi ini, Senin (8/1/2024).

Adapun merger itu diawali dengan akuisisi AirAsia X terhadap AirAsia Group.

“Jadi tawaran itu dikirim pagi ini, dan sudah diterima beberapa menit yang lalu,” kata Tony dalam AirAsia Aviation Outlook 2024 Media Briefing yang digelar secara online.

1. Maskapai AirAsia hanya akan dinaungi satu perusahaan

Pesawat AirAsia (IDN Times/Helmi Shemi)

Dengan merger tersebut, seluruh maskapai AirAsia akan berdiri di bawah satu perusahaan, yakni AirAsia Aviation Group yang Bo Lingam.

Lebih lanjut, maskapai di bawah AirAsia Group, yakni AirAsia Malaysia, AirAsia Indonesia, AirAsia Thailand, dan AirAsia Filipina; serta maskapai di bawah AirAsia X, yakni AirAsia X Malaysia dan Thai AirAsia X akan tergabung di bawah AirAsia Aviation Group.

“Rencananya untuk seluruh AirAsia X dan seluruh AirAsia juga akan menjadi salah satu maskapai penerbangan. Jadi kami tidak akan memiliki dua maskapai lagi, kami hanya akan memiliki satu maskapai penerbangan, satu AirAsia,” ujar Tony.

2. Proses merger ditargetkan selesai dalam dua pekan

ilustrasi pesawat AirAisia Q2850. (dok. AirAsia)

Tony mengatakan, untuk meresmikan rencana tersebut, perusahaan masih harus melalui berbagai tahap, seperti kesepakatan penjualan dan perjanjian pembelian. Targetnya, proses tersebut akan rampung dalam dua minggu ke depan.

“Pada saat itu kami akan mengumumkan detail lengkap dari kesepakatan tersebut. Dan kemudian perlu disetujui oleh pemegang saham dan pengadilan,” tutur Tony.

3. Alasan AirAsia lakukan merger

AirAsia luncurkan layanan taksi dan pemesanan makanan online, yakni airasia ride (dok. Instagram @airasiasuperapp)

Capital A sendiri memiliki portofolio bisnis lain, seperti logistik (Teleport), divisi enjiniring pesawat Asia Digital Engineering (ADE), gaya hidup seperti AirAsia SuperApp, dan sebagainya.

Tony mengatakan, pembentukan AirAsia Aviation Group dilakukan untuk memisahkan bisnis aviasi dari Capital A. Sehingga, Capital A bisa fokus menggenjot portofolio bisnis lainnya.

Namun, dia mengatakan pemegang saham Capital A akan tetap mengantongi saham di AirAsia Aviation Group.

“Kami yakin bahwa dengan memisahkan bisnis penerbangan dari Capital A, bisnis non-penerbangan dalam grup, yang kami rasa saat ini diremehkan oleh pasar, juga akan diakui karena nilai dan potensi intrinsik mereka,” ucap Tony.

Editorial Team