Alasan Danantara Suntik Modal ke Garuda Indonesia-Citilink

Intinya sih...
Danantara memberikan modal senilai 405 juta dolar AS untuk Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia
Perusahaan berkomitmen mencetak laba bersih di 2026 dengan bantuan modal tersebut
Suntikan modal akan digunakan untuk perbaiki armada pesawat dan restrukturisasi penyehatan kinerja bisnis
Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) membeberkan alasan menyuntikkan modal senilai 405 juta dolar AS atau setara Rp6,65 triliun terhadap Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia.
Wakil Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan sebagai pemegang saham, pihaknya berkewajiban mendorong perbaikan bisnis BUMN yang mempunyai dampak besar pada perekonomian.
"Sebagai pemegang saham, kami berkewajiban untuk melakukan, melihat satu per satu keadaan perusahaan yang selalu dilihat potensi bisnisnya, dampaknya, terhadap perekonomian. Dengan keyakinan penuh, kami melakukan proses transformasi komprehensif dalam Garuda Indonesia," kata Dony dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/6/2025).
1. Jadi bagian dari pengelolaan BUMN
Dony yang juga memimpin Danantara Asset Management (DAM) menyatakan, pihaknya memang bertugas mengelola BUMN. Oleh sebab itu, dukungan yang diberikan kepada grup Garuda Indonesia merupakan bagian dari pengelolaan tersebut.
Selain suntikan modal, Danantara juga memberikan pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja.
"Bagaimana bentuk pengelolaan itu? Di antaranya menambah equity, melakukan restrukturisasi, kemudian meningkatkan kinerja. Nanti akan ada juga merger dan akuisisi, itu juga akan dilakukan di Danantara Asset Management," tutur Dony.
2. Garuda Indonesia komitmen cetak laba bersih tahun depan
Dia mengatakan, dengan bantuan modal itu, ditargetkan grup Garuda Indonesia bisa mencetak laba bersih di 2026. Sebagai informasi, hingga kuartal I-2025, Garuda Indonesia masih membukukan rugi bersih senilai 76,48 juta dolar AS atau setara Rp1,25 triliun.
"Kenapa kami melakukan tambahan equity dan transformasi ke Garuda Indonesia, adalah dalam rangka memberikan nilai tambah yang lebih baik," ujar Dony.
3. Buat perbaiki armada pesawat Garuda Indonesia dan Citilink
Adapun suntikan modal sebesar 405 juta dolar AS atau setara Rp6,65 triliun akan dibagi dua, dengan 111 juta dolar AS atau setara Rp1,82 triliun akan diberikan untuk Garuda Indonesia, dan 294 juta dolar AS atau setara Rp4,83 triliun dialokasikan kepada Citilink Indonesia.
Dana itu akan digunakan untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair, and overhaul (MRO), terhadap 10 armada pesawat Garuda Indonesia, dan 15 Citilink Indonesia.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Garuda Indonesia menjabarkan tiga latar belakang dari transaksi penambahan modal tersebut.
Pertama, Perseroan telah mencatatkan ekuitas negatif selama tiga tahun terakhir, yang mana hal ini berdasarkan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas Pada Papan Pemantauan Khusus Tahun 2025 jo. Peraturan BEI Nomor I-N tentang Pembatalan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Tahun 2024, menempatkan Perseroan pada potensi suspensi efek yang dapat berujung pada pembatalan pencatatan efek Perseroan (delisting).
Kedua, kondisi Maintenance Rescheduling dan Backlog mempengaruhi serviceability pesawat Perseroan dan PT Citilink Indonesia, sehingga meningkatkan kebutuhan biaya maintenance di 2025, yang sebagian besar merupakan carry over dari tahun sebelumnya.
Ketiga, kondisi penurunan servicability pesawat tersebut mempengaruhi pendapatan Perseroan, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan biaya diluar operasional, seperti biaya sewa pesawat yang grounded, biaya bunga, dan lainnya.