TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 4 Strategi Tangkap Peluang Relokasi Industri di Asia Tenggara

Indonesia berpeluang menggantikan posisi Tiongkok

Menko Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Menkopolhukam Mahfud MD memberikan keterangan kepada wartawan terkait perkembangan penanganan COVID-19 di Jakarta, Jumat (11/9/2020) (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah tengah mempersiapkan berbagai kebijakan untuk menangkap peluang relokasi industri dari Tiongkok ke Asia Tenggara. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pandemik COVID-19 yang masih berlangsung sampai hari ini memberi pelajaran berharga bahwa rantai pasok barang tidak dapat terpusat di satu negara karena terlalu berisiko.

Airlangga mengatakan, hal pertama yang akan dilakukan pemerintah adalah menyelesaikan pembahasan RUU Cipta Kerja dengan DPR RI. Hal yang disasar adalah penciptaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi pencari kerja dan kesejahteraan pekerja, peningkatan produktivitas pekerja, serta peningkatan investasi.

“Transformasi ekonomi pun diharapkan lahir agar Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah dan mencapai Indonesia Maju 2045 sebagai lima besar negara dengan perekonomian terkuat di dunia,” ujarnya dalam HSBC Economic Forum secara virtual, Rabu (16/9/2020).

Baca Juga: PSBB Diperketat, Industri di Banten Kembali Terpuruk 

1. Pemerintah akan menyusun daftar prioritas investasi

Ilustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Kemudian, lanjut Airlangga, pemerintah akan menyusun daftar prioritas investasi. Daftar ini disusun dengan pendekatan picking the winners yang nantinya akan mencakup bidang-bidang usaha yang akan didorong dan diberikan fasilitas, baik perpajakan maupun non-perpajakan.

Kriterianya antara lain industri yang berorientasi ekspor, substitusi impor, padat karya, padat modal, hi-tech dan berbasis digital. “Diharapkan dengan adanya daftar prioritas investasi ini akan menarik investasi yang bukan hanya besar, tapi juga berkualitas dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” ungkapnya.

2. Koridor di sepanjang Pulau Jawa bagian utara akan dikembangkan

Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (IDN Times/Dwi Agustiar)

Untuk menguatkan pengembangan industri dan konektivitas transportasi dan logistik, kata dia, pemerintah melakukan pengembangan koridor di sepanjang Pulau Jawa bagian utara. Secara total koridor Jawa bagian utara merupakan penyumbang 38,7 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan 53,56 persen terhadap total sektor industri nasional. Dengan demikian, diharapkan akan mendorong pemanfaatan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.

"Selain itu, mendukung investasi sektor industri, perdagangan dan jasa, meningkatkan ekspor melalui peningkatan daya saing industri dan interkoneksi supply chain dan value chain, dan mengintegrasikan kawasan industri dengan sistem pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik," katanya.

Baca Juga: Erick Thohir Segera Terbang ke Korea Selatan Rayu Investor Asing

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya