Ini 4 Strategi Tangkap Peluang Relokasi Industri di Asia Tenggara
Indonesia berpeluang menggantikan posisi Tiongkok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah tengah mempersiapkan berbagai kebijakan untuk menangkap peluang relokasi industri dari Tiongkok ke Asia Tenggara. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pandemik COVID-19 yang masih berlangsung sampai hari ini memberi pelajaran berharga bahwa rantai pasok barang tidak dapat terpusat di satu negara karena terlalu berisiko.
Airlangga mengatakan, hal pertama yang akan dilakukan pemerintah adalah menyelesaikan pembahasan RUU Cipta Kerja dengan DPR RI. Hal yang disasar adalah penciptaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi pencari kerja dan kesejahteraan pekerja, peningkatan produktivitas pekerja, serta peningkatan investasi.
“Transformasi ekonomi pun diharapkan lahir agar Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah dan mencapai Indonesia Maju 2045 sebagai lima besar negara dengan perekonomian terkuat di dunia,” ujarnya dalam HSBC Economic Forum secara virtual, Rabu (16/9/2020).
Baca Juga: PSBB Diperketat, Industri di Banten Kembali Terpuruk
1. Pemerintah akan menyusun daftar prioritas investasi
Kemudian, lanjut Airlangga, pemerintah akan menyusun daftar prioritas investasi. Daftar ini disusun dengan pendekatan picking the winners yang nantinya akan mencakup bidang-bidang usaha yang akan didorong dan diberikan fasilitas, baik perpajakan maupun non-perpajakan.
Kriterianya antara lain industri yang berorientasi ekspor, substitusi impor, padat karya, padat modal, hi-tech dan berbasis digital. “Diharapkan dengan adanya daftar prioritas investasi ini akan menarik investasi yang bukan hanya besar, tapi juga berkualitas dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” ungkapnya.
Baca Juga: Erick Thohir Segera Terbang ke Korea Selatan Rayu Investor Asing