Kementerian ESDM Akui Kendaraan Listrik Belum 100 Persen Go Green
Masih andalkan PLTU batu bara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mengakui bahwa kendaraan listrik belum 100 persen ramah lingkungan atau go green. Sebab, listrik yang digunakan untuk mengisi daya masih bersumber dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris Yahya atas adanya pihak yang mempertanyakan sumber energi yang digunakan oleh kendaraan listrik.
"Ada yang bertanya 'buat apa menuju ke kendaraan listrik kalau pembangkitnya masih kotor? emission reduction-nya di mana? hanya memindahkan dari jalan raya ke pusat-pusat pembangkit?'," kata Harris dalam acara peluncuran Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) di Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Senin (6/6/2023).
Baca Juga: Akselerasi Kendaraan Listrik Perlu Diimbangi dengan Infrastruktur
1. PLTU batu bara dominasi pembangkit di Indonesia
Harris menerangkan, dari total pembangkit listrik yang ada di Indonesia saat ini, 60 persennya berasal dari PLTU batu bara atau pembangkit yang menghasilkan banyak emisi Co2. Jadi, apabila pengisian baterai kendaraan listrik menggunakan grid dari PLN maka sumbernya termasuk dari PLTU batu bara.
"Maka memang kita mencatat bahwa aspek green-nya itu mungkin belum benar-benar green, hanya memindahkan emisi dari jalan kemudian dipindahkan ke pusat pembangkit. Itu untuk kondisi hari ini," tuturnya.
Baca Juga: Cara SUN Energy Realisasikan Pemanfaatan EBT Sektor Pariwisata