TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp930 Ribu per Gram di Awal Pekan

Harga emas hari ini naik Rp1.000

Ilustrasi Emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Harga emas hari ini, produksi PT Aneka Tambang atau Antam pada Senin (29/11/2021) naik Rp1.000, menjadi Rp930 ribu per gram. Kenaikan juga dialami harga buyback.

Adapun harga buyback  yang dirilis oleh situs logammulia.com juga naik Rp1.000 menjadi Rp826 ribu per gram. Harga buyback adalah yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: Drachma: Pengertian, Sejarah dan Nilai Satuannya

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Ilustrasi Emas. (IDN Times/Aditya Pratama)

Berikut harga emas batangan Antam hari ini, dalam pecahan lainnya:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp515 ribu
  • Harga emas 1 gram: Rp930 ribu
  • Harga emas 2 gram: Rp1,8 juta
  • Harga emas 3 gram: Rp2,675 juta
  • Harga emas 5 gram: Rp4,425 juta
  • Harga emas 10 gram: Rp8,795 juta
  • Harga emas 25 gram: Rp21,862 juta
  • Harga emas 50 gram: Rp43,645 juta
  • Harga emas 100 gram: Rp87,212 juta
    Harga emas 250 gram: Rp217,765 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp435,32 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp870,6 juta.

Harga emas di atas merupakan harga dasar, alias belum termasuk pajak. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 sebesar 0,45 persen bagi pemilik pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,9 persen bagi pembeli yang tidak memiliki NPWP.

Baca Juga: 5 Instrumen Investasi yang Bisa Dicairkan buat Dana Darurat

2. Emas merupakan instrumen investasi berisiko rendah

(IDN Times/Aditya Pratama)

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda. Ada yang rendah, moderat, atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik.

Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami bahwa instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko tentunya juga akan memberikan return yang rendah.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil atau return-nya tinggi, maka risikonya juga akan tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return-nya juga rendah. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya