Jakarta, IDN Times - Nasi sudah menjadi bubur, begitu bunyi ungkapan yang tepat menggambarkan penanganan pandemik COVID-19 di Indonesia. Di tengah menggilanya pandemik di Tanah Air, kebijakan lockdown terus diserukan banyak pihak. Namun, semua itu dinilai terlambat.
Ekonom Senior Faisal Basri menyayangkan langkah pemerintah di masa awal pandemik yang enggan mengambil langkah lockdown. Padahal, ongkos dari kebijakan tersebut tidak akan semahal anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang nilainya mencapai hampir Rp700 triliun.
"Kalau kita bayangkan lockdown dilakukan di awal, dulu Jakarta kita kunci. 3 minggu lah ya, kira-kira anggarannya nggak sampai Rp100 triliun," kata Faisal dikutip dari channel YouTube CISDI TV, Senin (21/6/2021).