ilustrasi seseorang belajar akutansi (pexels.com/Artem Podrez)
Menurut berbagai sumber, ada tujuh tahapan siklus akuntansi, yakni:
1. Identifikasi transaksi
Kamu harus melakukan Analisa dan mencatat transaksi yang diklasifikasikan sesuia kategori, yang meliputi penjualan, biaya pembelian, beban, dan lain-lain. Semua transaksi tersebut wajib memiliki bukti berupa nota, kuitansi, faktur, atau memo resmi.
2. Pembuatan jurnal
Kamu harus membuat jurnal, baik jurnal umum maupun jurnal khusus. Pada jurnal umum, nilai debit dan kredit harus seimbang, sementara jurnal khusus merupakan jurnal yang dikelompokkan sesuai jenis transaksi setiap bulan dan berulang-ulang.
3. Pemindahan buku besar
Selanjutnya, data-data transaksi diberi kode-kode angka yang menunjukkan jenis akun, seperti akun kas, aset, maupun utang. Buku besar menjadi acuan akuntan dalam membuat laporan neraca dan laporan laba rugi.
4. Susun neraca saldo
Kemudian susun neraca saldo yang merupakan daftar dari saldo perkiraan yang memiliki saldo debit, kredit atau nol.
Pendapatan dan beban perusahaan belum tercatat semua dalam neraca saldo karena masih ada pengaruh dari satu atau lebih periode akuntansi. Ini yang menjadi alasan perlu jurnal penyesuaian.
5. Jurnal penyesuaian
Dalam jurnal penyesuaian, transaksi yang belum dicatat atau yang perlu pembenaran akan dilakukan penyesuaian secara akrual basis. Setelahnya, pencatatan dilakukan kembali ke buku besar.
6. Pembuatan laporan keuangan
Berikutnya dilakukanpembuatan laporan keuangan yang terdiri dari empat laporan, yakni:
- Laporan arus kas
- Laporan neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan modal
7. Pembuatan jurnal penutup
Pada tahap akhir, kamu harus membuat jurnal penutup, dengan cara menyusun nominal pada semua akun yang tersedia menjadi nol. Nantinya, saldo di jurnal penutup bakal digunakan sebagai saldo awal pada periode akuntansi selanjutnya.
Itulah apa itu siklus akutansi, semoga infomasi ini memberi pengetahuan dan pemahaman kamu ya.