ilustrasi peti kemas barang impor (pixabay.com/Dusan_Cvetanovic)
Secara umum, tarif impor terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu ad valorem tariff, specific tariff, dan compound tariff. Berikut uraian lebih jelasnya:
1. Ad Valorem Tariff
Jenis tarif ini dikenakan berdasarkan persentase dari nilai barang yang diimpor. Misalnya, jika barang bernilai USD1.000 dan tarif impor ditetapkan sebesar 10 persen, maka kamu harus membayar tambahan USD100 sebagai tarif. Ini adalah jenis tarif yang paling umum digunakan karena fleksibel mengikuti fluktuasi harga barang.
Ad valorem tariff sangat cocok untuk barang-barang dengan harga pasar yang beragam. Dengan sistem ini, pemerintah bisa mengumpulkan pendapatan yang proporsional terhadap nilai barang yang masuk. Namun, kelemahannya adalah perhitungan tarif ini tergantung pada akurasi penilaian nilai barang oleh pihak bea cukai.
2. Specific Tariff
Berbeda dengan ad valorem, specific tariff dikenakan dalam bentuk nominal tetap per satuan unit barang, seperti USD5 per kilogram atau USD100 per unit. Tarif ini tidak bergantung pada nilai pasar barang, melainkan jumlah atau volume barang yang diimpor, lho.
Keunggulan dari jenis tarif ini adalah perhitungannya yang lebih sederhana dan tak rentan terhadap manipulasi harga. Namun, dalam situasi di mana harga barang bervariasi secara signifikan, tarif tetap ini bisa menjadi terlalu ringan atau terlalu berat, sehingga kurang adil dari sisi beban pajak antar barang.
3. Compound Tariff
Jenis tarif ini adalah kombinasi antara ad valorem dan specific tariff. Artinya, kamu harus membayar tarif berdasarkan nilai dan juga jumlah atau volumenya. Contohnya, barang dikenai tarif 5 persen dari harga ditambah USD3 per kilogram.
Dengan menggunakan compound tariff, pemerintah bisa mendapatkan manfaat dari kedua jenis tarif sebelumnya. Namun, kompleksitas perhitungannya juga meningkat dan bisa membingungkan bagi importir awam. Meski begitu, ini adalah jenis tarif yang cukup efektif jika diterapkan dengan tujuan perlindungan industri dalam negeri sekaligus peningkatan pendapatan negara, lho.