Ilustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)
Para pelaku pasar cemas tentang risiko penurunan signifikan terhadap permintaan minyak di tengah kian merebaknya wabah virus corona yang menyebabkan penutupan beberapa negara di Eropa dan Asia.
Selain karena permintaan, kecemasan harga minyak dunia akibat dari pembatasan yang semakin drastis yang ditujukan untuk memerangi virus corona.
Sehari sebelumnya, Carsten mengatakan, respons harga dapat dipahami mengingat bahwa suku bunga yang lebih rendah dan program pembelian obligasi baru tidak akan melakukan apa pun untuk memerangi kelemahan permintaan minyak saat ini.
"Semakin banyak negara 'membekukan' kehidupan publik, menutup perbatasan mereka dan membatalkan penerbangan, semakin besar dampaknya terhadap permintaan minyak, terutama karena ini juga melibatkan aktivitas ekonomi yang secara umum diperkecil," kata Fritsch seperti dilansir Antara.
Tidak hanya karena suku bunga yang rendah, pasar minyak juga ditekan oleh kelebihan pasokan yang membayangi.
Untuk pekan yang berakhir 13 Maret, WTI terkuras 23 persen, sementara Brent anjlok 25 persen. Kedua acuan minyak mentah mencatat penurunan persentase mingguan terbesar mereka, berdasarkan kontrak bulan depan, sejak Desember 2008, menurut Dow Jones Market Data.