Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)
Hari memperkirakan pergerakan IHSG akan dibayangi oleh sejumlah katalis global yang berpotensi menekan sentimen pasar. Tekanan diperkirakan muncul di awal pekan seiring kebijakan tarif baru yang diterapkan pemerintahan Trump terhadap China, yang dapat meningkatkan ketegangan perdagangan dan menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan global.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara AS dan China juga berpotensi mendorong kenaikan harga emas sebagai aset lindung nilai. Kombinasi faktor eksternal tersebut dapat memicu aksi profit taking dan meningkatkan risiko terjadinya arus keluar dana asing (foreign outflow) dari pasar saham domestik dalam jangka pendek.
IHSG di BEI ambruk ke zona merah pada penutupan perdagangan awal pekan atau Senin (13/10/2025).
Berdasarkan data RTI, IHSG hampir seharian ada di zona merah sejak pagi tadi. IHSG lantas ditutup melemah 30,66 poin (-0,37 persen) ke level 8.227,2 pada perdagangan hari ini.
Data RTI menunjukkan, IHSG dibuka melemah di level 8.169,65 pada perdagangan hari ini. Namun, IHSG hanya sanggup ada di zona hijau sebentar sebelum akhirnya terjun bebas ke zona merah dan bertahan seharian di sana.
Adapun level tertinggi IHSG hari ini tercatat pada posisi 8.288,28 yang menjadi rekor tertinggi intraday tahun ini, sedangkan level terendahnya pada posisi 8.133,63.
Sementara itu, investor membukukan transaksi sebesar Rp27,43 triliun dengan volume transaksi yang diperjualbelikan sebesar 42,66 miliar lembar saham dan frekuensi perdagangan dilakukan sebanyak 2,85 juta kali.
Kemudian, sebanyak 240 saham mengalami penguatan, 438 saham melemah, dan 126 saham stagnan alias tidak mengalami perubahan.
Merespons dinamika pasar ini, IPOT pun memiliki sejumlah rekomendasi saham untuk pekan ini:
1. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)
Sepanjang pekan terakhir, CDIA mencatat net buy asing Rp536 miliar, menandakan minat beli yang solid. Selama bertahan di atas EMA-5, saham ini berpotensi melanjutkan tren naik, didukung sentimen positif dari langkah perusahaan memperkuat kendali pada dua anak usahanya di sektor pelayaran, CSI dan MIM.
2. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Sepanjang pekan terakhir ANTM mencatat net buy asing sebesar Rp135 miliar, didorong oleh sentimen positif dari kenaikan harga emas yang signifikan akibat meningkatnya ketidakpastian global. Kondisi ini memberikan peluang bagi saham ANTM untuk melanjutkan potensi penguatan dalam waktu dekat.
3. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
SSIA mulai menunjukkan perubahan arah dengan pergerakan harga yang berbalik ke tren uptrend, didukung oleh meningkatnya minat investor besar serta sentimen positif dari pengembangan proyek kawasan industri Subang Smartpolitan.
Proyek ini menjadi katalis utama karena diharapkan menarik investasi dari berbagai sektor, termasuk otomotif dan manufaktur, yang dapat meningkatkan kinerja penjualan lahan dan pendapatan perusahaan ke depan.