Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bendera AS (freepik.com/wirestock)

Intinya sih...

  • Dampak kebijakan tarif baru mulai kuartal II setelah Presiden Trump menerapkan tarif universal sebesar 10 persen untuk hampir seluruh barang impor.

  • Target penerimaan 300 miliar dolar AS (Rp4,8 kuadriliun) merujuk pada akhir tahun kalender, yaitu 31 Desember 2025, bukan akhir tahun fiskal pemerintah.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Scott Bessent, menyampaikan pada Selasa (8/7/2025), penerimaan negara dari tarif impor telah mencapai sekitar 100 miliar dolar AS (Rp1,6 kuadriliun) sepanjang 2025. Pernyataan ini diungkapkan dalam rapat kabinet di Gedung Putih yang dipimpin Presiden Donald Trump.

Bessent menambahkan, pendapatan dari tarif ini berpotensi melonjak hingga 300 miliar dolar AS (Rp4,8 kuadriliun) sebelum akhir 2025. Lonjakan tersebut didorong oleh percepatan kebijakan perdagangan Presiden Trump yang memberlakukan tarif baru secara luas sejak kuartal II tahun ini.

1. Dampak kebijakan tarif baru mulai kuartal II

Bessent menjelaskan, penerimaan terbesar dari tarif baru baru mulai terasa pada kuartal II. Hal ini terjadi setelah Presiden Trump menerapkan tarif universal sebesar 10 persen untuk hampir seluruh barang impor, serta menaikkan tarif baja, aluminium, dan otomotif.

“Pendapatan tarif yang signifikan baru mulai masuk pada kuartal kedua setelah kebijakan baru diterapkan,” ujar Bessent, dilansir Yahoo Finance.

2. Target penerimaan tarif akhir tahun

Bessent mengatakan, target 300 miliar dolar AS (Rp4,8 kuadriliun) merujuk pada akhir tahun kalender, yaitu 31 Desember 2025, bukan akhir tahun fiskal pemerintah.

Pencapaian target ini membutuhkan peningkatan tajam dalam penerimaan tarif selama beberapa bulan ke depan.

“Kami memperkirakan angka ini bisa jauh melebihi 300 miliar dolar AS (Rp4,8 kuadriliun) pada akhir tahun,” kata Bessent, dilansir The Business Times.

3. Proyeksi jangka panjang dan kebijakan tambahan

Bessent juga menyebutkan bahwa Kantor Anggaran Kongres AS (CBO) memproyeksikan pendapatan tarif akan mencapai sekitar 2,8 triliun dolar AS (Rp45,5 kuadriliun) dalam 10 tahun ke depan. Namun, ia menilai angka tersebut masih terlalu konservatif.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Trump mengumumkan bahwa tarif baru sebesar 50 persen akan diberlakukan untuk impor tembaga mulai Agustus 2025.

“Pendapatan substansial akan mulai mengalir pada 1 Agustus. Saya yakin hal ini telah disampaikan secara jelas hari ini,” kata Trump, dilansir The Economic Times.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team