AS Hentikan Diskusi Dagang dengan Kanada Gara-Gara Pajak Digital

Intinya sih...
Pajak digital Kanada membebani perusahaan teknologi AS
Negosiasi perdagangan antara AS dan Kanada terancam gagal total
Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan menghentikan seluruh pembicaraan perdagangan dengan Kanada. Langkah ini diambil sebagai balasan atas pajak layanan digital yang diterapkan Kanada untuk perusahaan teknologi asal AS.
Trump menganggap pajak tersebut sebagai serangan langsung dan terang-terangan terhadap negaranya. Pernyataan itu ia sampaikan melalui unggahan di Truth Social pada Jumat (27/6/2025).
“Berdasarkan Pajak yang sangat parah ini, kami dengan ini mengakhiri SEMUA diskusi tentang Perdagangan dengan Kanada, segera berlaku,” tulis Trump, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (28/6).
Trump juga mengancam bakal mengumumkan tarif baru untuk Kanada dalam waktu tujuh hari ke depan.
1. Pajak digital Kanada bikin perusahaan AS Gerah
Sejumlah perusahaan teknologi besar AS sudah lebih dulu meminta Kanada menunda penerapan pajak digital ini. Mereka khawatir aturan itu menambah beban biaya dan memperburuk hubungan dagang kedua negara, tapi pemerintah Kanada tetap melanjutkan rencana tersebut.
Kanada resmi mengesahkan Undang-Undang Pajak Layanan Digital pada 20 Juni 2024. Aturan ini mulai berlaku 28 Juni 2024, dengan tarif 3 persen dari pendapatan layanan digital perusahaan yang melayani pengguna Kanada di atas 20 juta dolar Kanada atau sekitar 14,6 juta dolar AS per tahun.
Dilansir dari The Guardian, perusahaan seperti Alphabet, Amazon, dan Meta diperkirakan menanggung biaya sekitar 3 miliar dolar AS akibat aturan ini. Otoritas Pajak Kanada akan mulai menagih pajak tersebut mulai Senin depan, bahkan berlaku surut untuk pendapatan sejak 2022. Laporan dari Congressional Research Service menyebut pajak ini lebih banyak membebani perusahaan-perusahaan besar asal AS.
2. Negosiasi perdagangan kandas di tengah jalan
Pajak digital sempat dibahas dalam negosiasi perdagangan antara AS dan Kanada. Menteri Keuangan Kanada, Francois-Philippe Champagne, pernah membuka peluang untuk bernegosiasi soal aturan itu. Namun, kesepakatan perdagangan yang ditargetkan selesai Juli ini terancam gagal total.
Trump dan Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, sempat bertemu di KTT G7 di Alberta awal bulan ini. Saat itu, Trump masih bersedia melanjutkan pembicaraan dan memberi tenggat waktu 30 hari. Tapi, lewat pernyataan terbarunya di media sosial, Trump menutup jalur diplomasi tersebut.
Vina Nadjibulla dari Asia Pacific Foundation of Canada menilai sikap Trump sebagai eskalasi yang nyata.
“Tapi kita pernah melihat taktik ini sebelumnya. Kanada perlu bekerja di belakang layar untuk menemukan jalan keluar tanpa menyerah pada tuntutannya,” katanya.
Ia juga menyebut Kanada perlu mempererat koordinasi dengan Uni Eropa yang menghadapi masalah serupa.
Rachel Ziemba dari Center for a New American Security mengatakan sikap Trump memang mengecewakan, tapi bukan hal yang mengejutkan. Menurut dia, ini adalah taktik menakut-nakuti yang juga ditujukan ke Eropa.
3. Ancaman tarif baru bikin ekonomi makin goyang
Dilansir dari CNN Internasional, Kanada adalah pembeli terbesar produk AS, dengan total impor mencapai 349 miliar dolar AS tahun lalu. Di sisi lain, Kanada juga mengekspor barang senilai 413 miliar dolar AS ke AS, menjadikannya salah satu pemasok asing terbesar. Ketegangan dagang antara keduanya diperkirakan berdampak buruk bagi ekonomi kedua negara.
Trump sebelumnya pernah mengancam tarif 25 persen untuk semua ekspor Kanada di awal masa jabatan keduanya. Saat ini, sebagian besar produk Kanada masih bebas tarif, asalkan sesuai aturan Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA). Namun, produk seperti mobil, suku cadang, baja, dan aluminium yang tidak sesuai dengan USMCA menghadapi tarif gabungan sebesar 50 persen.
Kanada sempat membalas dengan tarif 25 persen untuk kendaraan dan produk AS senilai 43 miliar dolar AS. Barang-barang itu antara lain wiski, peralatan olahraga, dan peralatan rumah tangga. Ketegangan terbaru ini langsung mengguncang pasar saham, dengan indeks Dow yang sempat naik 580 poin justru berbalik turun, sementara Nasdaq juga ikut melemah.