Jakarta, IDN Times - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan bahwa kesepakatan mineral yang sedang dinegosiasikan dengan Republik Demokratik Kongo (DRC) diharapkan melibatkan sejumlah mitra sektor swasta. Pengumuman pada Kamis (17/4/2025), ini mencerminkan minat AS untuk mengamankan akses ke mineral kritis seperti kobalt dan litium, yang melimpah di Kongo.
Tammy Bruce, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, menyatakan bahwa Washington sedang menentukan langkah selanjutnya dalam negosiasi ini dan akan segera memberikan pengumuman lebih lanjut. Kesepakatan ini dianggap strategis untuk mengurangi dominasi Tiongkok di sektor pertambangan Kongo, sekaligus mendukung agenda "America First" di bawah pemerintahan Trump.