Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu mengumumkan sejumlah data yang memengaruhi perekonomiannya seperti tenaga kerja dan purchasing manager's index (PMI) manufaktur. Data yang disampaikan menunjukkan bahwa perekonomian AS tidak dalam kondisi baik-baik saja.
Data tenaga kerja AS melebihi ekspektasi pasar dan kemudian PMI manufaktur masuk ke dalam fase kontraksi. Hal itu kemudian beberapa pihak menyebut AS akan masuk dalam jurang resesi.
Namun, Senior Economist DBS Bank, Radhika Rao membantah bahwa AS sedang dalam masa resesi. Menurutnya, nagara itu hanya mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Saya rasa kita tentu harus mempertimbangkan risikonya, tetapi saya juga ingin menegaskan kembali bahwa kami tidak berpikir AS akan mengalami resesi tahun ini. Perkiraan kami tentang ekonomi AS masih yakin AS akan mengalami soft landing tahun ini, bahwa pertumbuhannya akan melambat sekitar 1-1,5 persen," kata Radhika kepada awak media, di Jakarta, Selasa (6/8/2024).