Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Anggota staf Tiongkok menyesuaikan bendera Amerika Serikat dan Tiongkok sebelum sesi pembukaan negosiasi dagang antara perwakilan dagang Amerika Serikat dan Tiongkok di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, Tiongkok, pada 14 Februari 2019. ANTARA FOTO/Mark Schiefelbein/Pool via REUTERS/File Photo

Jakarta, IDN Times – Tarif senilai ratusan miliar dolar yang ditetapkan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap impor China akan berakhir pada Juli 2022 mendatang. Jelang periode tersebut, seorang pejabat perdagangan AS menyatakan sedang meninjau tarif yang diberlakukan di era pemerintahan Mantan Presiden Donald Trump itu.

Sang pejabat menyatakan, ada potensi pula tarif tersebut diperpanjang jika cukup banyak permintaan dari industri. Dia menyebutkan, AS secara resmi telah melakukan survei untuk mendengar pendapat demi memutuskan untuk memperpanjang tarif, termasuk mengirim surat ke 600 perusahaan yang menyatakan dukungan untuk tindakan tersebut.

"Berdasarkan undang-undang, tarif akan berakhir pada peringatan empat tahun kecuali kami melalui proses ini dan mendapatkan permintaan untuk melanjutkan tindakan," kata seorang pejabat senior di kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) kepada wartawan, dikutip Channel News Asia.

1. Tarif era Trump

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara kepada wartawan di pesawat Air Force One saat ia kembali dari New Hampshire ke Washington, Amerika Serikat, Jumat (28/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Tarif terhadap barang-barang China itu pertama kali diberlakukan pada 2018 ketika AS dipimpin Trump. Tarif yang diberlakukan meningkat dan menjangkau sekitar 350 miliar dolar AS dalam urusan impor tahunan dari China.

Pemberlakuan tarif tersebut menjadi bentuk pembalasan atas pencurian kekayaan intelektual Amerika oleh China dan tindakan transfer teknologi secara paksa. Langkah-langkah itu akan berakhir pada 6 Juli 2022, kecuali ada permintaan untuk melanjutkannya.

Namun, di tengah kemungkinan melanjutkan tarif, banyak juga orang Amerika yang menyerukan agar Presiden Joe Biden menghapusnya di tengah inflasi tertinggi yang sedang dihadapi AS dalam lebih dari empat dekade dan kesulitan perusahaan untuk menemukan pasokan utama.

2. Tindakan AS terhadap China

Editorial Team

Tonton lebih seru di