Kerjasama AS-UEA berada di bawah bendera Partnership for Accelerating Clean Energy (PACE). Melansir pengumuman dari laman resmi pemerintah AS, dana sebesar Rp1.565 triliun itu akan digunakan dalam pembiayaan, investasi, serta dukungan lain untuk percepatan transisi energi bersih.
Targetnya adalah, menambah 100 gigawatt energi bersih yang akan selesai pada tahun 2035. UEA diwakili oleh Utusan Khusus untuk Iklim, Sultan Ahmed al-Jaber dan AS berterima kasih kepada Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan atas kepemimpinannya dalam memajukan inisiatif tersebut.
UEA adalah salah satu eksportir minyak utama dunia yang ikut berkontribusi terhadap emisi karbon. Namun negara itu telah banyak menggelontorkan investasi besar pengembangan sumber bahan bakar non-fosil, termasuk membangun pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia.
Mereka juga telah berencana akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di dunia Arab. Pada 2023, UEA berencana jadi tuan rumah KTT Iklim COP28.