Layanan angkutan penyeberangan perintis PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). (dok. ASDP)
Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 66,89 persen lebih rendah dibanding 2021 sebesar 72,05 persen. Selanjutnya, BOPO Tahun 2022 sebesar 86,06 persen lebih rendah dibanding tahun 2021 sebesar 91,51 persen, di mana hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha.
Rasio liquiditas perseroraan dalam kondisi liquid dan memiliki kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. "Dari kondisi ini, posisi ASDP menjadi perusahaan solvable, yakni memiliki kemampuan untuk membayar seluruh total hutangnya menggunakan total aset sebesar 15,66 persen, dan Debt to Equity 0,21x," tuturnya.
Selain itu, tahun 2022 ASDP juga berhasil membukukan nilai EBITDA positif sebesar Rp1,101 triliun, tumbuh sebesar 39 persen dari tahun 2021 sebesar Rp791 miliar. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat profitabilitas yang semakin baik dari tahun ke tahun.
Ira menambahkan, manajemen terus melakukan akselerasi dan perkuatan bisnis perseroan. Salah satunya fokus dalam penerapan bisnis model yang memperkuat pertumbuhan anorganik dan juga pelaksanaan kerjasama strategis dengan pihak eksternal.
"Salah satu proyek kerja sama, saat ini terus berjalan kerja sama pembangunan kawasan proyek Bakauheni Harbour City, lalu pengoperasian pelabuhan, dan juga kolaborasi bisnis lainnya. Ini sebagai wujud komitmen bahwa ketika pandemi COVID-19 pada 2020, ASDP bukan hanya fokus menekan BOPO (rasio antara beban dengan pendapatan operasi), tetapi juga memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan untuk terus tumbuh," ujarnya.
Manajemen ASDP berkomitmen untuk terus mengedepankan inovasi bisnis untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan serta pelayanan yang makin memberikan kenyamanan bagi konsumen.