Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dirjen Ekosistem Digital Komdigi Hidayat Abdullah. (Dok. Komdigi)
Dirjen Ekosistem Digital Komdigi Hidayat Abdullah. (Dok. Komdigi)

Intinya sih...

  • Peraturan baru tidak membatasi promosi gratis ongkir oleh platform e-commerce
  • Kurir boleh memberikan diskon ongkir maksimal tiga hari dalam sebulan, namun tidak boleh di bawah biaya operasional
  • Potongan harga yang dibatasi adalah diskon di bawah ongkos nyata pengiriman, demi kesejahteraan kurir dan keberlangsungan perusahaan

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Hidayat Abdullah, menanggapi kekhawatiran publik terhadap Peraturan Menteri Komdigi Nomor 8 Tahun 2025 tentang Layanan Pos Komersial. Dia menegaskan, lewat aturan baru itu, pihaknya tidak mengatur atau membatasi promosi gratis ongkir yang dilakukan oleh platform e-commerce.

Lewat Permen Komdigi Nomor 8 Tahun 2025 tentang Layanan Pos Komersial, ada aturan yang menyebutkan perusahaan kurir boleh memberikan diskon ongkir maksimal tiga hari dalam sebulan. Hal tersebut pun tidak boleh berada di bawah struktur biaya operasional mereka. Aturan ini membuat publik khawatir kemudahan berbelanja secara daring menjadi terbatas karena promo yang diberikan bisa berkurang.

"Perlu kami luruskan, peraturan ini tidak menyentuh ranah promosi gratis ongkir oleh e-commerce. Kamu mengatur diskon biaya kirim yang diberikan langsung oleh kurir di aplikasi atau loketnya, dan itu dibatasi maksimal tiga hari dalam sebulan," katanya, dalam keterangan tertulis, Minggu (18/5/2025). 

1. Komdigi mau ciptakan layanan pos yang sehat dan adil

ilustrasi jasa kurir lokal (unsplash.com/Lucian Alexe)

Edwin menjelaskan, potongan harga yang dibatasi adalah diskon yang berada di bawah ongkos nyata pengiriman, termasuk biaya kurir, angkutan antarkota, penyortiran, dan layanan penunjang lainnya.

Menurut dia, bila diskon semacam ini terjadi terus-menerus, dampaknya besar karena kurir dibayar rendah, perusahaan merugi, serta layanan makin menurun. Komdigi, dijelaskannya, mau menciptakan layanan pos yang lebih sehat dan adil.

"Kami ingin menciptakan ekosistem layanan pos yang sehat, berkelanjutan, dan adil. Kalau tarif terus ditekan tanpa kendali, maka kesejahteraan kurir yang jadi taruhannya. Ini yang ingin kami jaga bersama," katanya.

2. Konsumen tetap bisa nikmati gratis ongkir

Ilustrasi. (Foto: edo-nanda/pexels)

Edwin menegaskan, konsumen tetap bisa menikmati gratis ongkir setiap hari jika itu bagian dari strategi promosi dagang sebuah platform e-commerce.  

"Kalau e-commerce memberikan subsidi ongkir sebagai bagian dari promosi, itu hak mereka sepenuhnya. Kami tidak mengatur hal tersebut," kata dia.

3. Demi lindungi kurir sebagai pahlawan logistik

Kisah Kurir Perempuan Lion Parcel Menembus Batasan Gender. (Dok/Istimewa).

Menurut Edwin, kebijakan ini hadir bukan untuk membatasi konsumen atau pelaku usaha digital, tetapi untuk melindungi pekerja kurir dan memastikan mutu layanan pengiriman. Dia menyatakan, kurir merupakan pahlawan logistik di era digital dan layak dihargai dengan diberi penghasilan yang manusiawi.

"Kami ingin pastikan para kurir bisa hidup layak dan perusahaan logistik tetap tumbuh. Ini bukan hanya soal tarif, tapi soal keadilan ekonomi," ujar Edwin.

Regulasi baru ini, dijelaskan Edwin, disusun melalui dialog bersama pelaku industri kurir, asosiasi, dan pemangku kepentingan lainnya. Komdigi percaya keseimbangan antara efisiensi pasar dan perlindungan tenaga kerja adalah fondasi utama ekosistem digital yang sehat.

Editorial Team