Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi resesi (IDN Times/Esti Suryani)

Jakarta, IDN Times - Jerman resmi mengalami resesi pada kuartal pertama tahun ini setelah diterpa badai inflasi secara terus-menerus. Suatu negara dianggap berada mengalami resesi ketika ekonominya menyusut selama dua periode tiga bulan berturut-turut, atau kuartal.

Badan Statistik Jerman mencatat, ekonomi Jerman berkontraksi sebesar 0,3 persen pada Januari-Maret. Kondisi itu melanjutkan kontraksi 0,5 persen dalam tiga bulan terakhir tahun lalu.

Di sisi lain, perekonomian di Eropa juga sangat terdampak ketika pasokan gas Rusia terhambat setelah invasi Ukraina.

"Di bawah beban inflasi yang sangat besar, konsumen Jerman telah menyerah, dan membawa seluruh perekonomian turun secara bersama," kata analis di DekaBank, Andreas Scheuerle mengutip BBC, Jumat (26/5/2023).

1. Inflasi di Jermah di atas rata-rata negara di Eropa

Ilustrasi bendera Jerman dan Uni Eropa di depan gedung kedutaan (www.twitter.com/@KedubesJerman)

Tingkat inflasi yang dialami Jerman menyentuh angka 7,2 persen pada April. Angka ini berada di atas rata-rata kawasan Eropa, tapi masih relatif di bawah angka inflasi di Inggris 8,7 persen.

Dampaknya, berbagai kebutuhan masyarakat semakin mahal, seperti makanan, pakaian, dan furnitur. Permintaan industri juga semakin lemah, kondisi ini mencerminkan dampak harga energi yang lebih tinggi bagi sektor bisnis.

"Kenaikan harga yang tinggi terus menjadi beban ekonomi Jerman pada awal tahun," kata badan statistik federal Destatis dalam sebuah pernyataan.

2. Resesi Jerman diperkirakan tidak berdampak parah

Editorial Team

Tonton lebih seru di