Jakarta, IDN Times – Bitcoin, mata uang digital atau cryptocurrency yang diluncurkan pada 2009 oleh orang tidak dikenal, telah mengalami pergerakan harga yang volatil alias tidak stabil.
Sebagaimana diketahui, pada 2017, Bitcoin pernah menjadi berita utama setelah harganya melonjak 20 kali lipat dari awal tahun itu menjadi hampir 20 ribu dolar Amerika Serikat (AS) pada Desember.
Namun, euphoria itu terhenti ketika harga Bitcoin kembali merosot di bawah 5 ribu dolar AS pada Oktober 2018. Tapi setelahnya, pada 2018 sampai 2019 menjadi pasar yang bearish atau penuh kenaikan untuk cryptocurrency.
Pada Desember 2020 harga Bitcoin kembali naik, dan bahkan tahun ini telah mencapai rekor tertinggi baru setiap bulannya pada Februari, Maret dan April. Lalu, bagaimanakah proyeksi pergerakan Bitcoin ke depannya?