Pada Sabtu, (9/10) lalu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama dengan pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai, yakni Angkasa Pura I (AP I) telah melakukan simulasi penerbangan rute kedatangan internasional.
Simulasi dilakukan dengan melibatkan 90 peserta dari komunitas bandara yang terdiri atas 88 dewasa dan dua anak. Simulasi dimulai dengan mendatangkan penumpang dari Bandara Incheon, Korea Selatan.
Pada simulasi itu, diterapkan standard operasional prosedur (SOP) yakni ketika pesawat mendarat dan penumpang tiba di terminal kedatangan, mereka harus melakukan pengecekan suhu tubuh melalui thermal scanner.
Bagi penumpang dengan suhu badan 38 derajat celsius atau lebih rendah, dapat melanjutkan proses selanjutnya. Sementara itu, penumpang yang suhu badannya di atas 38 derajat celsius langsung diarahkan menuju ruang pemeriksaan lanjutan.
Setelah diperiksa lebih lanjut, penumpang yang sehat berdasarkan hasil obervasi bisa lanjut ke proses berikutnya. Namun, bagi penumpang yang tidak sehat berdasarkan hasil observasi akan dirujuk ke rumah sakit (RS).
Penumpang yang sehat kemudian harus melalui proses input data dan petugas dari Satgas COVID-19 melakukan kontrol data serta cetak barcode di konter registrasi.
Belum usai, penumpang juga harus melalui proses pemeriksaan dokumen kesehatan dan hotel karantina yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dengan melakukan barcode tapping.
Kemudian, penumpang harus melakukan tes RT-PCR. Setelah itu, penumpang harus melalui proses pemeriksaan dokumen keimigrasian dan pemindaian barcode electronic customs declaration oleh petugas Bea Cukai di konter imigrasi.
Terakhir, penumpang menunggu hasil RT-PCR sekitar 60 menit sekaligus melakukan pengisian data dari pihak hotel karantina. Setelah hasil RT-PCR keluar, penumpang bisa meninggalkan kawasan bandara untuk menuju hotel karantina.
Untuk mendukung pembukaan kembali tersebut, Kemenhub melakukan pengaturan sangat detail dan berhati-hati sehingga SOP dapat berjalan dengan baik dan dapat mencegah penyebaran pandemik COVID-19. Salah satu yang ditetapkan sebelum pembukaan kembali itu adalah ketentuan slot penerbangan internasional, alur penumpang dari kedatangan, dan seterusnya.
"Kami mengatur sangat detail, termasuk pengaturan slot penerbangan, bagaimana alur penumpang berjalan dari dalam, bagaimana dan berapa lama proses PCR dilakukan. Oleh karena itu kami lakukan simulasi ini sehingga nanti pada pelaksanaan tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan," tutur Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto, Sabtu (9/10).