Presiden Tiongkok, Xi Jinping, tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 29 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
Malpass mengatakan ekonomi China telah tumbuh dan dia menilai bahwa Beijing dapat meningkatkan donasi yang sebelumnya sudah lumayan besar kepada IDA. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal pertama 2021 yang mencapai 18,3 persen telah memukau banyak negara.
Pertumbuhan ekonomi ini merupakan yang terbesar sejak 1978 di negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia tersebut. Padahal, pertumbuhan ini terjadi di tengah pandemik COVID-19, yang telah membuat pertumbuhan ekonomi sulit dicapai di kebanyakan negara.
Namun, Bank of America (BofA) memangkas perkiraan pertumbuhan China pada Selasa (21/9/2021). Penyesuaian itu dilakukan sebagai tanggapan atas meningkatnya masalah di perusahaan properti Evergrande, wabah COVID-19 baru, dan tekanan peraturan yang meluas.
BofA memangkas perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil untuk China untuk tahun ini menjadi 8,0 persen dari 8,3 persen. Sementara untuk 2022, BofA memangkas proyeksi pertumbuhan menjadi 5,3 persen dari 6,2 persen. BofA juga memangkas prospek 2023 menjadi 5,8 persen dari 6,0 persen.
Sejumlah bank lain selain BoFa juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China. Standard Chartered dan ING, serta Goldman Sachs juga memperingatkan hal serupa.