Bank Dunia Minta China Tingkatkan Donasi untuk Negara Miskin

Jakarta, IDN Times - Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan dia berharap China akan meningkatkan sumbangannya ke dana Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA) untuk negara-negara termiskin.
Malpass mengatakan ia melibatkan China, Rusia, Turki, Inggris, dan negara-negara donor lainnya dalam upaya mengumpulkan sekitar 100 miliar dolar (Rp1,4 kuadriliun) untuk dana tersebut pada akhir tahun. Hal itu disampaikannya kepada Komite Bretton Woods, sebuah kelompok pendukung yang berbasis di AS, dilansir kantor berita ANTARA dari Reuters, Jumat (15/10/2021).
1. Bank Dunia nilai ekonomi China cukup baik untuk berdonasi
Malpass mengatakan ekonomi China telah tumbuh dan dia menilai bahwa Beijing dapat meningkatkan donasi yang sebelumnya sudah lumayan besar kepada IDA. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal pertama 2021 yang mencapai 18,3 persen telah memukau banyak negara.
Pertumbuhan ekonomi ini merupakan yang terbesar sejak 1978 di negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia tersebut. Padahal, pertumbuhan ini terjadi di tengah pandemik COVID-19, yang telah membuat pertumbuhan ekonomi sulit dicapai di kebanyakan negara.
Namun, Bank of America (BofA) memangkas perkiraan pertumbuhan China pada Selasa (21/9/2021). Penyesuaian itu dilakukan sebagai tanggapan atas meningkatnya masalah di perusahaan properti Evergrande, wabah COVID-19 baru, dan tekanan peraturan yang meluas.
BofA memangkas perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil untuk China untuk tahun ini menjadi 8,0 persen dari 8,3 persen. Sementara untuk 2022, BofA memangkas proyeksi pertumbuhan menjadi 5,3 persen dari 6,2 persen. BofA juga memangkas prospek 2023 menjadi 5,8 persen dari 6,0 persen.
Sejumlah bank lain selain BoFa juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China. Standard Chartered dan ING, serta Goldman Sachs juga memperingatkan hal serupa.