Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Kevin Handoko
IDN Times/Kevin Handoko

Jakarta, IDN Times - Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu meminta negara-negara yang tergabung dalam G20 tidak melakukan pembatasan ekspor kebutuhan untuk mengatasi pandemi virus corona. Seperti alat kesehatan, makanan dan produk lainnya.

"Ketika langkah-langkah darurat semacam itu diterapkan, mereka (negara anggota G20) harus ditargetkan, transparan, proporsional dengan kebutuhan darurat, dan terikat waktu," kata Mari dalam keterangan tertulisnya yang dilansir Bank Dunia, Selasa (31/3).

1. Pengurangan tarif impor

Ilustrasi impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Mari juga meminta agar ada pengurangan tarif impor untuk produk-produk penanganan COVID-19, serta menurunkan atau menunda sementara tarif pajak dan ekspor atas makanan dan barang-barang pokok lainnya.

"Ini untuk melindungi pendapatan rumah tangga dan aktivitas bisnis," katanya.

2. Permudah akses alat penanganan COVID-19

Ilustrasi APD tenaga medis (IDN Times/Dokumen)

Menteri Perdagangan Indonesia ke-30 ini juga mengimbau agar pemerintah negara anggota G20 tidak mempersulit masuknya produk-produk penanganan COVID-19.

"Pastikan bahwa produk-produk penting dapat melintasi perbatasan dengan aman, dengan memastikan kesinambungan izin agen perbatasan untuk pasokan kritis dan transportasi serta logistik penting," ujar Mari.

Selain itu, Mari juga berpesan agar pemerintah mengamankan akses berkelanjutan ke pembiayaan modal dan perdagangan ke perusahaan menengah, kecil dan mikro (UMKM)

3. Virus corona lebih buruk dari krisis 2008

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada pidatonya itu, Mari juga menyebut pandemi virus corona melebihi krisis keuangan global di tahun 2008.

"Kita menghadapi goncangan merugikan yang paling signifikan yang pernah dialami dunia dalam sejarah pasca-perang, dengan dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Mari.

Editorial Team