Menurut Perry, Indonesia berhasil mengelola dampak tersebut sehingga mata uang rupiah relatif stabil bahkan mengalami penguatan. Padahal, pasar keuangan global masih menunjukkan ketidakpastian yang berasal dari isu AS.
"Pasar keuangan global menunjukkan ketidakpastian di sistem keuangan global yang masih berlanjut terutama sejumlah faktor di negara maju khususnya di AS. Pertama suku bunga AS masih akan tetap tinggi, demikian juga kondisi keuangan di AS meningkat risikonya setelah terjadinya kegagalan tiga bank," tuturnya.
Nilai tukar atau kurs rupiah menguat tajam ke Rp14.890,5 per dolar Amerika Serikat (AS) sore ini. Mata uang Garuda menguat sebanyak 103,5 poin atau 0,69 persen pada penutupan perdagangan, Senin (5/6/2023).
Mengutip Bloomberg, posisi rupiah sore ini memperbesar penguatan yang terjadi pada pembukaan perdagangan pagi tadi, yang menguat 99 poin ke level Rp14.895 per dolar AS.
Kendati demikian, BI memastikan akan terus berkomitmen untuk melakukan langkah stabilisasi nilai tukar rupiah, baik melalui intervensi di pasar spot, domestic non deliverable forward (DNDF), dan bekerjasama denan Kementerian Keuangan untuk melakukan stabilisasi di pasar SBN.