Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Adapun pemulihan ekonomi pada 2022 diyakini lebih baik beriringan dengan kinerja ekspor, investasi, dan juga peningkatan konsumsi masyarakat. Begitu juga vaksinasi COVID-19 yang terus meningkat. Dengan demikian, BI memprediksi tingkat inflasi pada 2022 di kisaran 2-4 persen.
"Inflasi rendah pada 2021, dan terkendali pada sasaran 3 plus minus 1 persen pada 2022. Didukung pasokan yang memadai, respons kebijakan BI koordinasi TPIP dan TPID," ucap Perry.
Selain itu, BI juga memprediksi nilai tukar rupiah akan tetap terjaga meski Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) akan mengurangi stimulus moneter dan secara bertahap menaikkan suku bunga acuan.
BI juga memproyeksi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada 2022 terjaga 1,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Cadangan devisa meningkat, stabilitas sistem keuangan terjaga, kecukupan modal tinggi, likuditas melimpah, dana pihak ketiga dan kredit akan tumbuh masing-masing 7 sampai 9 persen, dan 6 sampai 8 persen pada 2022," tutur Perry.