Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Sentral Sri Lanka, Nandalal Weerasinghe, memperingatkan bahwa negaranya bisa benar-benar bubar, jika tidak ada pemerintahan stabil yang segera dibentuk usai mundurnya Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa.
“Ada banyak ketidakpastian. Khususnya mengenai apakah Sri Lanka punya cukup devisa untuk membayar impor minyak yang kini keberadaannya esensial bagi masyarakat,” kata Weerasinghe, Sabtu (16/7/2022).