Sementara menunggu daftar barang-barang yang dibutuhkan untuk kemudian dibentuk PTA, Iman mengungkapkan ada beberap barang yang pernah disebut Palestina untuk diimpor ke negara mereka.
Barang-barang itu yakni mi instan, biskuit, dan makanan jadi lainnya. Selain itu ada juga seperti pakaian dan semen.
“Kayak mi instan pernah disebut sih (diminta impor). Lalu biskuit, jenis-jenis makanan di sana banyak diminati. Cenderung banyak makanan. Memang ada kebutuhan lain bukan makanan tapi belum disebut mereka. Bisa pakaian, semen, dan lain-lain,” ungkapnya.
Kenapa dalam bentuk makanan jadi? Mendag Enggar mengatakan, Palestina yang sedang konflik sulit mengolah barang atau makanan yang mentah.
“Karena mereka sulit mengolah, karena air saja harus minta izin di sana. Lebih cendreung ke barang jadi, apa yang mereka butuh kita siap kirim,” pungkas Enggar.