Pakistan juga telah memutuskan untuk meminjam 5,5 triliun rupee Pakistan dari pemberi pinjaman internasional lainnya pada 2022 ini, demi mempertahankan cadangan devisanya.
Dalam anggaran tahunannya, Perdana Menteri Shehbaz Sharif telah memproyeksikan bahwa mereka hanya akan meminjam 3,17 triliun rupee dari sumber internasional.
Namun, anggaran tersebut tidak termasuk pembiayaan dari IMF, Arab Saudi dan deposit SAFE China. Para pemimpin bisnis Pakistan telah memperingatkan bahwa Pakistan sedang memiliki iklim investasi yang tidak aman, akibat kebijakan pemerintah yang seakan-akan berusaha mencegah investor masuk.
"Kita tidak memiliki kesinambungan kebijakan ekonomi. Harus ada tim yang terpisah untuk masalah ekonomi dan politik agar kebijakan tetap utuh. Jika tidak, itu akan terus mempengaruhi investor asing dan lokal," kata mantan wakil presiden Federasi Kamar Dagang dan Industri Pakistan (FPCCI), Saqib Fayaz Magoon, dilansir The Hindustan Times.