Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penyaluran bantuan sosial (bansos) beras di Balikpapan, Kalimantan Timur. (dok. Bulog)
Penyaluran bantuan sosial (bansos) beras di Balikpapan, Kalimantan Timur. (dok. Bulog)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan program bantuan pangan berhasil mengurangi laju inflasi di tengah kenaikan harga beras di dalam negeri yang disebabkan oleh penurunan produksi akibat musim kemarau ekstrem.

Arief menyadari tidak mudah melaksanakan penyaluran bantuan pangan di Indonesia karena kondisi geografisnya yang terdiri dari 17 ribu pulau. Meskipun begitu, hingga saat ini, penyaluran bantuan pangan sudah berhasil mencapai 1,5 juta lokasi di seluruh Indonesia.

"Ini satu-satunya di dunia karena tidak ada yang bisa seperti kita. Terbukti, inflasi kita sangat baik 2,8 persen (year on year/yoy per November 2023) yang itu tidak banyak dicapai oleh negara-negara di dunia,” kata Arief dalam diskusi di Media Centre Indonesia Maju, Jakarta, dikutip Jumat (22/12/2023).

1. Inflasi beras melandai seiring disalurkannya bantuan pangan

ilustrasi inflasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Arief menyebut dampak dari distribusi bantuan pangan dapat dilihat dari penurunan tingkat inflasi beras.

Data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa inflasi beras mengalami penurunan dari 2,63 persen pada bulan sebelumnya menjadi 0,7 persen pada Maret, kemudian terus menurun menjadi 0,55 persen pada April, dan mencapai 0,02 persen pada Mei.

BPS mencatat bahwa pada November, angka inflasi beras menurun menjadi 0,43 persen setelah sebelumnya mengalami peningkatan ketika bantuan dihentikan.

2. Bantuan pangan dilanjutkan untuk redam laju inflasi

Bantuan sosial (bansos) beras. (dok. Bulog)

Dia menjelaskan, pada periode Maret, April, dan Mei 2023, bantuan pangan berupa beras disalurkan kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Setiap keluarga menerima bantuan beras sebanyak 10 kg setiap bulannya selama periode tersebut.

Sebagai respons terhadap keberhasilan penurunan inflasi, bantuan beras diberikan kembali pada September, Oktober, dan November kepada 21,3 juta KPM dengan jumlah bantuan sebanyak 10 kg beras per bulan.

Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang bantuan pangan berupa beras hingga Desember ini, dan akan berlanjut hingga Juni 2024. Bulog, sebagai lembaga yang menangani beras, bertanggung jawab untuk menyediakan pasokan yang dibutuhkan dalam distribusi bantuan tersebut.

3. Inflasi beras terkendali di tengah sejumlah tantangan

Suasana persawahan di Bali. (IDN Times/Herka Yanis)

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, mengapresiasi langkah pemerintah dalam mengendalikan inflasi melalui bantuan pangan, khususnya penurunan inflasi beras yang dianggapnya sebagai capaian terbaik dibandingkan negara lain.

“Ini cukup cerdas. Ke depan kita akan lanjutkan dan salah satu syaratnya punya stok. Itu kuncinya,” ujar dia.

Bayu mencatat terjadi penurunan produksi pangan karena kemarau El Nino di Indonesia. Biaya produksi pertanian juga naik akibat kenaikan harga pupuk, BBM, dan biaya angkutan akibat faktor global. Pada saat bersamaan, banyak negara membatasi ekspor beras. Faktor-faktor tersebut menyebabkan kenaikan harga beras di Indonesia.

“Kita belum bisa turunkan harganya, tapi inflasinya bisa dikendalikan, fluktuasinya bisa dikendalikan, karena fluktuasi itu sangat tidak nyaman buat konsumen,” tambah Bayu.

Editorial Team