Ilustrasi Infrastruktur Jalan Kota (IDN Times/Arief Rahmat)
Sri Mulyani kemudian merinci penggunaan belanja di berbagai sektor. Pertama di sektor infrastruktur, pemerintah telah membangun jaringan irigasi sepanjang 280,8 kilometer, jalan baru sepanjang 280,18 kilometer, jembatan sepanjang 7.699 meter, rel kereta sepanjang 452,3 kilometer, pemasangan jaring gas sebanyak 135.286 sambungan rumah di 23 kabupaten/kota, dan 45 bendungan.
Kemudian, di sisi pendidikan telah disalurkan bantuan pendidikan untuk program Indonesia Pintar bagi 16,8 juta siswa, beasiswa Bidik Misi KIP Kuliah bagi 845,36 ribu mahasiswa, dan bantuan operasi sekolah bagi Kementerian Agama terutama madrasah yang dimanfaatkan 8,72 juta siswa.
Lalu ada bantuan kuota internet kepada 35,6 juta penerima baik siswa, mahasiswa, tenaga pendidikan, guru, dan dosen serta 6,7 juta penerima yang merupakan murid-murid madrasah.
Sementara itu di sektor kesehatan, APBN digunakan untuk melindungi 96,7 juta jiwa melalui program Jaminan Kesehatan Nasional. Pemerintah, kata Sri Mulyani juga memberikan bantuan kepada pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja sebesar 53 juta jiwa yang masuk dalam program pemerintah.
Sri Mulyani menambahkan, APBN juga digunakan untuk memberikan insentif tenaga kesehatan pusat yang diberikan kepada 684 ribu tenaga kesehatan dan membayar 183,9 ribu pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.
Berikutnya di sektor perlindungan sosial, APBN digunakan Sri Mulyani untuk pemberian bantuan kepada 10 juta keluarga penerima dalam Program Keluarga Harapan (PKH).
Selain itu juga diberikan bantuan pangan melalui kartu sembako kepada 19,4 juta kelompok penerima, bantuan sembako di Jabodetabek kepada 2,2 juta kelompok penerima, dan bantuan sosial tunai non jabodetabek kepada 2,9 juta kelompok penerima.
"Demikian luas cakupan APBN di dalam melindungi seluruh segmen masyarakat Indonesia. APBN bekerja luar biasa keras dalam menghadapi pandemik COVID-19," kata Sri Mulyani.