Personel militer dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan Korps Lintas Udara ke-18 menaiki pesawat angkut C-17 untuk dikirim ke Eropa Timur, di tengah meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia, di Fort Bragg, Carolina Utara, AS, Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolston/WSJ.
ANZ Research juga mengatakan perang Rusia dan Ukraina akan semakin mengganggu rantai pasokan semikonduktor yang sudah mengalami gangguan parah. Ini jelas akan berdampak pada China yang sangat bergantung pada ekspor elektroniknya.
Menurut perusahaan riset tersebut, ekspor barang elektronik berkontribusi 17,1 poin persentase terhadap pertumbuhan ekspor 30 persen China pada 2021.
Analis juga mencatat baik Ukraina dan Rusia memainkan peran penting dalam rantai pasokan semikonduktor global.
Ukraina memasok gas langka yang dimurnikan seperti neon dan kripton, keduanya penting dalam pembuatan semikonduktor. Negara ini juga menghasilkan logam mulia yang digunakan untuk membuat chip, smartphone dan kendaraan listrik.
Laporan TS Lombard yang diterbitkan Senin lalu juga menyebut bahwa China termasuk di antara pasar negara berkembang yang rentan terhadap kekurangan komoditas yang disebabkan oleh perang. Secara khusus, China sensitif terhadap gangguan pasokan nikel, kata laporan itu.
Pekan lalu, London Metal Exchange menghentikan perdagangan nikel setelah harga naik lebih dari dua kali lipat menyusul kekhawatiran gangguan pasokan akibat perang. Rusia adalah produsen nikel terbesar ketiga di dunia.
Nikel adalah bahan baku utama dalam baterai kendaraan listrik dan China adalah produsen kendaraan listrik terbesar di dunia. Jumlah kendaraan listrik yang diekspor ke negara lain melonjak 2,6 kali menjadi hampir 500 ribu tahun lalu, lebih banyak dari negara lain mana pun di dunia, menurut laporan Nikkei pekan lalu.
Menurut sebuah penelitian, kendaraan listrik buatan China menyumbang sekitar 44 persen dari kendaraan listrik yang diproduksi dari 2010 hingga 2020.