Begini Perkembangan Target Penambahan Kapasitas 1 GW PGE

Intinya sih...
- PGE menargetkan punya PLTP 1 gigawatt dalam 2-3 tahun
- Optimisme diiringi target jangka pendek untuk mencapai kapasitas terpasang pada 2030-2033
- Panas bumi dianggap solusi transisi energi nasional dan sumber energi terbarukan yang cocok menggantikan energi konvensional
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE menyampaikan optimismenya terkait target penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) yang bakal tercapai.
"Saya akan fokus ke 1 gigawatt. Installed capacity kita 672 (megawatt) dan rencananya kita akan menjadi 1 gigawatt company in 2 or 3 years. Satu gigawatt project kita, kita bilang quick win, kenapa? Karena ini adalah lowering fruits, semua sudah di-drill dan sekarang kita sudah execution mode dan we are doing very well, sudah berjalan seperti kita targetkan," tutur Direktur Utama PGE, Julfi Hadi dalam public expose yang digelar secara virtual, Rabu (6/11/2024).
Hal tersebut merupakan target jangka pendek untuk mencapai kapasitas terpasang di level 1,5 GW pada 2030 dan 1,7 GW-1,8 GW pada 2033.
1. Pengembangan panas bumi sejalan dengan program pemerintah baru
Optimisme itu sejalan dengan kepercayaan diri Julfi bahwa pengembangan geothermal alias panas bumi sejalan dengan program-program energi pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Prabowo sendiri dalam pidato pelantikannya 20 Oktober lalu menyebutkan panas bumi sebagai salah satu aset penting guna mencapai swasembada energi.
"Geothermal sangat sinergi dengan fokus dari pemerintahan yang baru. Presiden kita, Pak Prabowo Subianto, bilang bahwa kita harus mempunyai swasembada energi dan geothermal sudah mulai di-mention karena geothermal adalah indigenous resources-nya Indonesia dan mempunyai baseload characteristic," beber Julfi.
2. Pengembangan panas bumi sudah lebih singkat
Di sisi lain, kehadiran teknologi yang terus berkembang ditambah dengan penyesuaian model bisnis membuat waktu pengembangan panas bumi kini jadi lebih singkat.
Selain itu, Julfi juga menekankan bahwa pengembangan panas bumi bukan lagi jadi proyek tinggi risiko alias high risk.
"Sekarang Insya Allah kita bisa bilang bahwa geothermal itu bukan high risk lagi. Geothermal ini dengan bisnis model dan teknologi akan menjadi low risk project. Berikutnya juga katanya geothermal ini lama, 10 tahun. Dengan new business model ini dan teknologi ini kita akan membangun lebih cepat ya geothermal ini mungkin di 3,4, atau 5 tahun," tutur Julfi.
3. Keunggulan panas bumi
Panas bumi dinilai menjadi solusi bagi transisi energi nasional karena karakteristiknya yang mampu memproduksi listrik secara stabil dan terus menerus.
Panas bumi juga merupakan sumber energi terbarukan yang mampu menjalankan peran sebagai pemikul beban dasar kelistrikan (baseload).
Selain itu, sebagian besar potensi panas bumi terletak di Jawa dan Sumatra, tempat berlangsungnya aktivitas ekonomi utama. Hal itu membuatnya sangat cocok menggantikan peran pembangkit listrik yang masih bersumber dari energi konvensional.