Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Grha Pertamina. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Grha Pertamina. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • BP BUMN memberikan sinyal Pertamina Patra Niaga menjadi induk setelah merger tiga anak usaha.

  • Proses merger ditargetkan efektif mulai 1 Januari 2026 menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero).

  • Pertamina melakukan merger tiga anak usahanya untuk menciptakan lebih banyak manfaat bagi perusahaan dan mengikuti perkembangan zaman.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina Patra Niaga adalah salah satu subholding PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang commercial & trading. Pertamina Patra Niaga menjalankan rantai kegiatan bisnis hilir Pertamina mulai dari penerimaan, penimbunan dan penyaluran produk BBM, LPG, pelumas dan petrokimia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun di luar negeri.

Saat ini, tengah berlangsung proses merger tiga anak usaha atau subholding Pertamina, yakni Patra Niaga, PT Pertamina International Shipping (PIS), dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Pertamina Patra Niaga dikabarkan menjadi induk dari merger ketiga anak usaha tersebut. Bagaimana faktanya?

1. BP BUMN beri sinyal Pertamina Patra Niaga jadi induk setelah dimerger

Wakil Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN), Aminuddin Ma’ruf. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Wakil Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN), Aminuddin Ma’ruf, memberikan sinyal Pertamina Patra Niaga akan menjadi induk perusahaan usai merger.

"Penggabungan (tiga anak usaha Pertamina) ini sedang dikaji juga. Kayaknya begitu (Pertamina Patra Niaga jadi induk)," kata Aminuddin di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (29/12/2025).

Sinyal itu memperbesar kemungkinan Pertamina Patra Niaga akan menjadi induk setelah proses merger. Namun, untuk kepastiannya, masih perlu menunggu proses merger rampung dan diumumkan ke publik.

2. Ditargetkan efektif mulai 1 Januari 2026

Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Simon Aloysius Mantiri. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menargetkan proses merger selesai dan berlaku efektif pada 1 Januari 2026, alias dua hari lagi.

"Kami sih kejarnya mudah-mudahan per 1 Januari 2026 sudah terlaksana. Itu yang kami kejar," kata Simon saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Selasa (11/11/2025).

3. Alasan Pertamina merger tiga anak usahanya

Kantor pusat PT Pertamina (Persero). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Simon mengungkapkan alasan di balik keputusan mengubah struktur perusahaan melalui merger. Menurutnya, restrukturisasi dilakukan demi menciptakan lebih banyak manfaat bagi perusahaan.

"Jadi, salah satu upaya kami untuk tetap meningkatkan performa perusahaan salah satu di antaranya itu," ujar Simon.

Penggabungan tiga anak usaha adalah bentuk upaya Pertamina dalam mengikuti perkembangan zaman. Simon mengakui pada saat pembentukan holding dan subholding sebelumnya, keputusan tersebut merupakan langkah terbaik.

"Jadi, itu kembali lagi kami melihat mengikuti perkembangan zaman ya. Tantangan pada saat itu tentunya berbeda ya. Saat itu ketika ada holdingisasi itu adalah langkah yang terbaik," tutur Simon.

Namun, berdasarkan kondisi saat ini, BUMN di sektor energi tersebut telah melakukan perbandingan berbagai skema penggabungan.

"Kami sudah membandingkan antara penggabungan subholding PIS dengan Patra Niaga, Patra Niaga dengan Kilang, Kilang dengan PIS, inilah yang sejauh ini adalah keputusan terbaik penggabungan tiga subholding," ujar Simon.

Editorial Team