Ketua Kelompok Petani Kopi Linggarsari, Manglayang Timur, Sumedang, Yusuf, saat menerima bantuan 44 ribu bibit kopi dari Starbucks Indonesia (Dokumentasi Starbucks Indonesia)
Keesokan harinya, program berlanjut ke pemberian 44 ribu bibit kopi di kawasan Sukasari, Sumedang, wilayah Gunung Manglayang Timur. Wilayah ini memang terbilang baru untuk pertanian kopi.
Setidaknya, baru 10 tahun terakhir, para petani di sini mengembangkan pertanian kopi. Karena budidaya yang memakan waktu cukup panjang, para petani baru bisa merasakan manisnya hasil dari penjualan kopi dalam beberapa tahun belakangan.
Pada 2016 lalu, mereka baru memulai intensifikasi pertanian kopi. Pengetahuan, keterampilan, hingga literasi tentang pengolahan kopi mulai dari penanaman hingga pascapanen, terus tumbuh. Hingga, mereka mendapatkan hasilnya tiga tahun setelah program itu dimulai.
"Sebenarnya, sudah lama ada kopi di sini, sekitar 2007. Tapi, seriusnya itu memang dari 2016. Kami mulai menanam dengan cara yang tepat, bagus, dan menghasilkan biji berkualitas itu sejak dari situ," ujar Pemimpin Kelompok Tani Linggarsari, Yusuf, saat ditemui di lokasi.
Yusuf berterima kasih kepada Starbucks Indonesia yang sudah memberikan 44 ribu bibit kopi di wilayahnya. Sebab, ratusan petani Kelompok Linggarsari, memang membutuhkan bibit kopi baru, lantaran yang sebelumnya sudah berusia senja.
"Kami berterima kasih atas bantuan Starbucks Indonesia. Semoga kami bisa terus berkontribusi dalam meningkatkan industri kopi di Indonesia," kata Yusuf.